Ayat Yeremia 2:5 adalah pengingat yang kuat tentang kesetiaan Allah dan bagaimana Dia terus menerus memanggil umat-Nya kembali kepada-Nya, meskipun mereka telah berpaling. Dalam konteks kitab Yeremia, ayat ini sering kali muncul setelah narasi tentang dosa dan ketidaksetiaan Israel. Namun, di sini, kita melihat sebuah pesan yang berbeda, yaitu panggilan dari Allah sendiri untuk kembali kepada-Nya, untuk datang ke Sion, tempat kehadiran-Nya yang kudus. Ini bukan hukuman, melainkan tawaran anugerah.
Allah, dalam kasih-Nya yang tak terbatas, tidak pernah berhenti mengulurkan tangan-Nya. Bahkan ketika umat-Nya memilih jalan yang salah, melupakan perjanjian mereka, dan menyembah berhala, Dia tetap sabar dan memanggil mereka kembali. Panggilan "Bangkitlah, baiklah kita pergi ke Sion" adalah seruan untuk meninggalkan kesia-siaan dan kembali kepada sumber kehidupan sejati. Sion melambangkan tempat di mana hadirat Allah dirasakan secara khusus, tempat di mana umat-Nya dapat mengalami pemulihan, kedamaian, dan pemeliharaan.
Penting untuk memahami bahwa panggilan ini bersifat aktif. Allah tidak hanya menunggu, tetapi Dia memanggil. Frasa "masakan bangsa-Ku dibawa-Nya ke hadapan-Nya" mungkin merujuk pada persembahan atau pengabdian, namun di sini ditafsirkan sebagai metafora bagaimana Allah mengangkat dan menghargai umat-Nya, bahkan ketika mereka merasa jauh atau tidak berharga. Dia menunjukkan bahwa mereka berharga di mata-Nya dan layak untuk dipulihkan. Panggilan untuk pergi ke Sion adalah undangan untuk kembali ke hubungan yang benar, untuk merasakan kembali janji-janji berkat-Nya.
Dalam kehidupan modern, kita sering kali menghadapi godaan untuk berpaling dari Allah. Kesibukan dunia, pencapaian pribadi, atau bahkan kesalahpahaman tentang keadilan Allah dapat membuat kita merasa jauh. Namun, seperti yang ditunjukkan oleh Yeremia 2:5, Allah terus menerus memanggil kita. Dia memanggil kita untuk bangkit dari keterpurukan, untuk meninggalkan cara hidup yang mungkin telah membawa kita menjauh dari-Nya, dan untuk kembali kepada-Nya, tempat di mana kita dapat menemukan kekuatan, harapan, dan kasih yang sesungguhnya. Panggilan ini adalah bukti kesabaran dan kasih-Nya yang tak berkesudahan, yang selalu siap untuk menerima kita kembali dengan tangan terbuka.
Memahami ayat ini mengajarkan kita tentang sifat Allah yang setia dan penuh kasih. Dia tidak pernah menyerah pada umat-Nya. Bahkan dalam situasi yang paling gelap, Dia menawarkan jalan kembali. Panggilan untuk pergi ke Sion adalah gambaran tentang bagaimana Allah mengundang kita untuk mengalami kembali kehadiran-Nya, sukacita dalam persekutuan dengan-Nya, dan berkat yang mengalir dari hubungan yang benar. Marilah kita merespons panggilan-Nya dengan hati yang terbuka dan bersedia untuk kembali kepada-Nya, sumber segala kebaikan.
Simbol Kebaikan dan Hadirat Allah