Ilustrasi: Tiga fokus perhatian yang berbeda, menunjukkan kontras.
Ayat dari Kitab Yeremia 22:17 memberikan peringatan keras kepada mereka yang memiliki hati yang tertuju pada hal-hal yang salah. Firman ini bukanlah sekadar kutipan kuno, melainkan sebuah cermin yang memantulkan realitas tentang bagaimana prioritas hati seseorang dapat membawa pada kehancuran, baik secara pribadi maupun komunal. Dalam konteks aslinya, ayat ini ditujukan kepada raja-raja Yehuda, namun relevansinya meluas hingga zaman modern.
Fokus utama dari teguran ini adalah kontras antara keuntungan materi dan keadilan sosial. Alih-alih memikirkan kemakmuran yang adil dan merata, perhatian tertuju pada "keuntungan" yang didapat dari cara-cara yang tidak benar. Ini bisa berarti penindasan, manipulasi, atau eksploitasi terhadap sesama demi keuntungan pribadi. Hati yang digambarkan di sini adalah hati yang buta terhadap penderitaan orang lain, hati yang tidak tergerak oleh tangisan mereka yang tertindas.
Yeremia 22:17 secara gamblang menghubungkan "keuntungan" yang salah dengan "penumpahan darah orang yang tidak bersalah" serta "perbuatan pemerasan dan kekejaman." Ini menunjukkan bahwa hasrat akan kekayaan atau kekuasaan yang diperoleh melalui jalan pintas seringkali berujung pada tindakan brutal. Darah orang yang tidak bersalah ditumpahkan bukan hanya secara harfiah, tetapi juga metaforis, ketika kehidupan dan martabat seseorang dirusak demi ego dan keserakahan.
Perbuatan pemerasan dan kekejaman adalah manifestasi nyata dari hati yang telah berpaling dari kasih dan keadilan. Ini adalah pola perilaku yang merusak tatanan sosial dan melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan yang paling mendasar. Ketika mata dan hati seseorang tidak lagi melihat nilai kehidupan, maka ia akan mudah tergelincir ke dalam jurang kebejatan moral.
Di era modern ini, kita mungkin tidak selalu melihat penumpahan darah secara langsung dalam skala yang sama seperti masa lalu. Namun, prinsip Yeremia 22:17 tetap relevan. Keuntungan yang didapat dari manipulasi pasar, eksploitasi tenaga kerja, korupsi, atau bahkan kampanye disinformasi yang merusak reputasi orang lain, semuanya dapat dikategorikan sebagai "keuntungan" yang didapat dari cara-cara yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Yeremia 22:17 mengingatkan kita untuk terus waspada agar hati kita tidak terjerumus ke dalam jebakan keuntungan sesaat yang mengabaikan etika dan kemanusiaan.
Penting bagi kita untuk senantiasa memeriksa isi hati kita. Apakah kita lebih memprioritaskan kekayaan dan popularitas di atas integritas? Apakah kita peduli terhadap mereka yang lemah dan tertindas di sekitar kita? Ayat ini adalah panggilan untuk merefleksikan kembali arah hidup kita, memastikan bahwa pandangan dan tindakan kita selaras dengan nilai-nilai keadilan, kasih, dan belas kasihan. Hanya dengan hati yang benar, kita dapat membangun kehidupan yang bermakna dan memberi dampak positif bagi dunia.