Yeremia 25:4

"TUHAN terus mengutus nabi-nabi-Nya, hamba-hamba-Nya, kepada kamu, dengan terus-menerus. Tetapi kamu tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian untuk mendengar."

🗣️

Simbol peringatan ilahi yang terus menerus disampaikan.

Ayat Yeremia 25:4 merupakan sebuah seruan tegas dari Tuhan yang disampaikan melalui nabi Yeremia kepada umat-Nya. Pesan ini tidak hanya sekadar peringatan, tetapi juga sebuah penegasan akan ketekunan Tuhan dalam berkomunikasi dengan ciptaan-Nya, serta sebuah gambaran tentang kegagalan umat-Nya dalam merespons panggilan tersebut. Tuhan, dalam kasih dan keadilan-Nya, tidak pernah berhenti untuk memberikan arahan, peringatan, dan bimbingan kepada umat-Nya melalui para nabi yang diutus-Nya. Para nabi ini adalah perpanjangan tangan Tuhan, pembawa pesan ilahi yang diharapkan dapat membawa umat kembali ke jalan yang benar.

Namun, realitas yang digambarkan dalam ayat ini sangat menyedihkan. Meskipun Tuhan telah berulang kali mengutus para utusan-Nya, dengan penuh kesabaran dan ketekunan, umat Israel pada masa itu memilih untuk tidak mendengarkan. Mereka menutup telinga mereka, mengabaikan suara kebenaran yang datang dari surga. Tindakan ketidakpedulian ini bukanlah sekadar kelalaian, melainkan sebuah bentuk penolakan terhadap otoritas dan kehendak Tuhan. Sikap ini menunjukkan adanya kekerasan hati dan ketidakmauan untuk mengubah jalan hidup mereka yang sudah menyimpang dari kehendak ilahi.

Konsekuensi dari sikap yang menolak kebenaran ilahi ini sangatlah serius. Sejarah mencatat bahwa ketidaktaatan umat Israel berulang kali membawa mereka pada malapetaka dan hukuman. Ayat ini menjadi pengingat kuat bahwa komunikasi antara Tuhan dan manusia adalah sebuah jalan dua arah. Tuhan selalu membuka saluran komunikasi, namun respons dari manusia sangatlah krusial. Ketika manusia menolak untuk mendengar, mereka menutup diri dari berkat, perlindungan, dan pencerahan yang Tuhan tawarkan.

Dalam konteks yang lebih luas, Yeremia 25:4 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah prinsip abadi yang berlaku bagi setiap generasi. Tuhan terus berbicara kepada kita melalui berbagai cara: Firman-Nya dalam Alkitab, kesadaran hati nurani, suara hikmat dari orang-orang yang mengasihi-Nya, serta kejadian-kejadian dalam kehidupan yang dapat menjadi teguran atau bimbingan. Pertanyaannya adalah: apakah kita mau mendengarkan? Apakah kita memberi perhatian untuk mendengar pesan-pesan ilahi yang terus menerus disampaikan?

Menolak untuk mendengar berarti menolak pertumbuhan rohani, menolak kesempatan untuk perbaikan diri, dan bahkan menolak keselamatan. Sebaliknya, kesediaan untuk mendengarkan, merenungkan, dan bertindak berdasarkan firman Tuhan akan membuka pintu bagi berkat, hikmat, dan kedamaian. Pesan Yeremia 25:4 adalah sebuah panggilan untuk mengaktifkan pendengaran rohani kita, untuk membuka hati dan pikiran kita agar dapat menerima dan menanggapi kebenaran ilahi yang senantiasa ditawarkan.