"Sesungguhnya, Aku akan mencurahkan perhatian-Ku kepada mereka, untuk mencabut dan meruntuhkan, untuk meneguhkan dan membangun."
Ayat Yeremia 31:28 merupakan sebuah janji ilahi yang penuh harapan dan menginspirasi, diucapkan oleh nabi Yeremia di tengah masa-masa sulit bagi bangsa Israel. Pada saat itu, Israel tengah menghadapi kehancuran, pembuangan, dan penderitaan yang mendalam akibat dosa-dosa mereka dan ketidaktaatan kepada Tuhan. Situasi ini tentu menimbulkan rasa putus asa dan ketidakpastian akan masa depan umat pilihan Tuhan.
Namun, di tengah kegelapan tersebut, firman Tuhan melalui Yeremia datang sebagai mercusuar harapan. Kalimat pembuka, "Sesungguhnya, Aku akan mencurahkan perhatian-Ku kepada mereka," menegaskan kehadiran dan keterlibatan aktif Tuhan dalam kehidupan umat-Nya. Kata "sesungguhnya" memberikan penekanan kuat, menunjukkan kepastian dan keseriusan janji ini. Tuhan tidak berdiam diri melihat penderitaan umat-Nya, melainkan Ia berinisiatif untuk bertindak.
Inti dari janji ini terletak pada empat kata kerja kunci yang menggambarkan proses pemulihan ilahi: "mencabut dan meruntuhkan, untuk meneguhkan dan membangun." Frasa "mencabut dan meruntuhkan" mungkin terdengar destruktif, namun dalam konteks teologis ini, ia merujuk pada tindakan Tuhan yang membersihkan dan menghancurkan segala sesuatu yang salah, yang menjadi sumber dosa, penderitaan, dan pemisahan dari-Nya. Ini bisa berarti meruntuhkan berhala-berhala, menghancurkan sistem yang korup, atau mencabut akar kejahatan yang telah merusak kehidupan umat. Proses ini diperlukan agar fondasi yang baru dan lebih kuat dapat diletakkan.
Setelah proses pembersihan selesai, Tuhan berjanji untuk "meneguhkan dan membangun." Ini adalah fase konstruktif yang penuh dengan pembaruan dan pertumbuhan. "Meneguhkan" berarti memberikan kekuatan, stabilitas, dan ketahanan. Tuhan akan memperkuat kembali umat-Nya, baik secara spiritual maupun secara material. Kemudian, "membangun" melambangkan penciptaan kembali, pemulihan, dan pembangunan tatanan kehidupan yang baru. Ini bisa berupa pembangunan kembali kota-kota yang hancur, pemulihan hubungan yang rusak, dan yang terpenting, pembangunan kembali hubungan yang intim antara Tuhan dan umat-Nya.
Yeremia 31:28 bukanlah sekadar janji kuno. Ayat ini memiliki relevansi yang mendalam bagi setiap individu dan komunitas yang mengalami kehancuran, kegagalan, atau rasa kehilangan. Ia mengingatkan kita bahwa bahkan di saat-saat tergelap, Tuhan tetap hadir dan memiliki rencana pemulihan. Proses pemulihan-Nya mungkin melibatkan pembersihan dan penataan ulang yang tidak selalu mudah, tetapi tujuannya adalah untuk membawa kita pada kehidupan yang lebih baik, lebih kuat, dan lebih dekat kepada-Nya. Janji ini menjadi sumber kekuatan dan pengharapan, menegaskan bahwa Tuhan adalah Tuhan yang setia, yang selalu bekerja untuk kebaikan umat-Nya, membangun kembali apa yang telah rusak, dan memberikan kehidupan yang baru.