Ayat Yeremia 32:21 mengingatkan kita pada salah satu periode paling dramatis dalam sejarah keselamatan, yaitu saat bangsa Israel dibebaskan dari perbudakan di Mesir. Ayat ini menegaskan kembali tindakan luar biasa Allah yang ditunjukkan melalui Musa dan Harun untuk melepaskan umat-Nya dari cengkeraman Firaun yang keras kepala. Tanda-tanda dan keajaiban yang terjadi di tanah Mesir bukanlah peristiwa kecil; mereka adalah demonstrasi kekuatan ilahi yang tak tertandingi, yang dirancang untuk menyatakan kemuliaan Allah dan mengukuhkan kedaulatan-Nya atas segala kuasa di bumi.
Penting untuk dicatat bahwa Yeremia menyebutkan tanda-tanda ini "bahkan sampai hari ini". Ini menunjukkan bahwa ingatan akan tindakan Allah yang dahsyat di Mesir bukanlah sekadar cerita masa lalu, melainkan sesuatu yang terus menjadi referensi dan pengingat bagi umat Allah. Hal ini menggarisbawahi keandalan dan kekekalan janji-janji serta kuasa Allah. Ia adalah Allah yang sama, yang mampu melakukan hal-hal luar biasa di masa lalu, dan yang tetap setia serta berkuasa di masa kini.
Pernyataan bahwa Allah "membuat nama-Nya sendiri, seperti yang terlihat pada hari ini" menegaskan bahwa seluruh tindakan-Nya memiliki tujuan utama: untuk memuliakan diri-Nya sendiri. Melalui pembebasan Israel, Allah menunjukkan kepada seluruh dunia — baik kepada bangsa Israel sendiri, bangsa-bangsa lain, bahkan kepada para ahli sihir Mesir — bahwa Ia adalah satu-satunya Tuhan yang berkuasa, yang memiliki otoritas atas alam, sejarah, dan nasib setiap bangsa. Tanda-tanda ini adalah bukti nyata yang tidak dapat disangkal.
Bagi kita hari ini, Yeremia 32:21 adalah panggilan untuk mengenang dan merenungkan perbuatan besar Allah dalam kehidupan kita. Meskipun kita mungkin tidak mengalami pembebasan fisik dari perbudakan seperti bangsa Israel, kita pasti telah mengalami intervensi ilahi dalam berbagai bentuk. Mungkin itu adalah penyembuhan dari penyakit, pemulihan dari kesulitan, atau bahkan kemenangan atas godaan yang tampaknya mustahil. Semua ini adalah "tanda-tanda dan keajaiban" versi kita, yang menunjukkan bahwa Allah tetap berkuasa dan bekerja dalam kehidupan kita untuk memuliakan nama-Nya.
Menyadari kuasa Allah yang telah terbukti secara historis dan pribadi seharusnya memberikan kita keberanian dan iman yang lebih besar untuk menghadapi tantangan masa depan. Jika Allah mampu menghancurkan Mesir dengan segala kehebatannya demi umat-Nya, maka Ia juga mampu menolong kita melewati badai kehidupan. Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak melupakan apa yang telah Allah lakukan, tetapi justru menjadikannya sebagai dasar keyakinan kita akan kebaikan dan kesetiaan-Nya yang tak berkesudahan. Mari kita terus mengakui dan memberitakan perbuatan besar Allah, agar nama-Nya dimuliakan, seperti yang terlihat pada hari ini.