"Engkau membawa mereka keluar dari Mesir dengan tanda-tanda ajaib dan perbuatan-perbuatan dahsyat, dengan tangan yang kuat dan dengan lengan yang terulur dan dengan serta mendatangkan ketakutan yang besar, seperti yang terbukti pada hari ini."
Ilustrasi: Tanda-tanda ajaib pembebasan dari perbudakan.
Ayat Yeremia 32:23 mengingatkan kita pada salah satu episode paling monumental dalam sejarah keselamatan umat pilihan Allah: Keluaran dari Mesir. Peristiwa ini bukan sekadar perpindahan geografis, melainkan manifestasi nyata dari kuasa dan kesetiaan Allah yang tak tergoyahkan kepada janji-Nya. Perikop ini, yang diucapkan oleh nabi Yeremia di tengah-tengah keputusasaan bangsa Israel yang akan dibuang ke Babel, berfungsi sebagai pengingat kuat akan apa yang pernah Allah lakukan. Ini adalah fondasi keyakinan bahwa Allah yang sama, yang mampu membelah Laut Merah dan menghancurkan pasukan Firaun, adalah Allah yang tetap berkuasa dan setia.
Frasa "tanda-tanda ajaib dan perbuatan-perbuatan dahsyat" menyoroti sifat campur tangan Allah yang luar biasa. Ini bukan kebetulan alam atau keberuntungan semata, melainkan intervensi supranatural yang dirancang untuk menunjukkan kemuliaan-Nya dan membebaskan umat-Nya dari penindasan yang kejam. Sepuluh tulah yang menimpa Mesir, kelumpuhan tentara Mesir, dan panduan serta perlindungan bagi jutaan orang Israel di padang gurun adalah bukti nyata dari kuasa ilahi. Kata "dahsyat" menyiratkan kekuatan yang luar biasa, sesuatu yang membuat gentar dan kagum, yang melampaui pemahaman manusia biasa.
Selanjutnya, ayat ini menyebutkan "tangan yang kuat dan dengan lengan yang terulur". Metafora ini menggambarkan kekuatan Allah yang aktif, langsung, dan tak terbendung. Tangan yang kuat melambangkan kemampuan-Nya untuk bertindak dengan otoritas dan kekuatan, sementara lengan yang terulur menunjukkan jangkauan-Nya yang luas dan perlindungan-Nya yang merangkul. Allah tidak pasif; Dia secara aktif turun tangan untuk menyelamatkan dan membela umat-Nya. Ini adalah gambaran tentang Allah yang tidak hanya maha kuasa, tetapi juga secara pribadi terlibat dalam urusan umat-Nya, memimpin mereka menuju kebebasan.
Terakhir, penekanan pada "mendatangkan ketakutan yang besar, seperti yang terbukti pada hari ini" mengacu pada dampak yang ditimbulkan oleh tindakan Allah, baik terhadap umat-Nya maupun terhadap musuh-musuh-Nya. Bagi bangsa Israel, ketakutan itu mungkin bercampur dengan rasa hormat dan kekaguman atas kuasa Allah yang melindungi mereka. Bagi bangsa Mesir, itu adalah ketakutan yang mencekam, karena mereka menyaksikan kekalahan dan kehancuran yang disebabkan oleh murka Allah. Peristiwa ini begitu spektakuler dan mengerikan sehingga menjadi tolok ukur bagi setiap tindakan kebaikan atau kejahatan di masa depan.
Mengapa Yeremia mengingatkan bangsa Israel akan hal ini di masa-masa sulit mereka? Karena ingatan akan perbuatan Allah di masa lalu adalah sumber harapan di masa kini. Ketika menghadapi kehancuran dan pengasingan, mereka perlu diingat bahwa Allah mereka tidak berubah. Dia adalah Allah yang sama yang pernah menyelamatkan mereka dengan cara yang luar biasa. Janji-Nya dalam kitab Yeremia, meskipun diselingi dengan peringatan tentang penghakiman, selalu membawa benang harapan pemulihan. Ayat ini berfungsi sebagai pengingat bahwa Allah memiliki kuasa untuk membebaskan, memperbaiki, dan membawa kembali umat-Nya, bahkan dari situasi yang paling putus asa sekalipun. Kepercayaan pada janji Allah dibangun di atas pengakuan atas perbuatan-Nya yang ajaib di masa lalu.