Janji Keteguhan Iman dan Pelayanan Kekal
Ayat Yeremia 33:18 adalah sebuah janji ilahi yang mendalam, menegaskan keabadian dan keteguhan dalam pelayanan kepada Tuhan. Dalam konteks sejarahnya, Nabi Yeremia menyampaikan firman ini pada masa-masa sulit bangsa Israel, ketika banyak janji dan tatanan duniawi tampak goyah. Namun, justru di tengah ketidakpastian, Tuhan memberikan jaminan bahwa beberapa hal akan tetap teguh selamanya. Ayat ini secara spesifik menyoroti peran kaum Lewi dan keberadaan mezbah korban bakaran di hadapan Tuhan.
Penekanan pada orang Lewi menunjukkan pentingnya mereka sebagai pelayan Tuhan yang ditunjuk. Tugas mereka meliputi pemeliharaan mezbah, persembahan korban bakaran, korban sajian, dan korban keselamatan. Ini bukan sekadar ritual, melainkan simbol dari hubungan yang terus-menerus terjalin antara umat Allah dan Sang Pencipta. Keberadaan mezbah yang "tetap ada di hadapan TUHAN" berbicara tentang akses yang permanen dan berkelanjutan kepada hadirat Tuhan.
Janji ini melampaui pelaksanaan ritual fisik di Bait Allah. Dalam arti yang lebih luas, ayat ini mengajarkan bahwa pelayanan yang tulus kepada Tuhan, yang didasari oleh iman dan ketaatan, tidak akan pernah sia-sia atau dilupakan. Tuhan berjanji untuk senantiasa memelihara garis keturunan Lewi dan memastikan bahwa fungsi mereka sebagai perantara dan pelayan akan selalu diakui dan dihargai. Ini adalah janji tentang kelangsungan dan kekekalan pelayanan yang bermakna.
Bagi kita yang hidup di zaman sekarang, Yeremia 33:18 memiliki relevansi spiritual yang kuat. Meskipun sistem korban bakaran dalam Perjanjian Lama telah digenapi oleh pengorbanan Yesus Kristus yang sempurna, prinsip di balik ayat ini tetap berlaku. Kita dipanggil untuk melayani Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan. Pelayanan kita, entah itu dalam bentuk pujian, penyembahan, kesaksian, atau melayani sesama, adalah bentuk "persembahan" spiritual yang berkenan kepada Tuhan. Janji Tuhan bahwa "mezbah korban bakaran akan tetap ada di hadapan TUHAN" mengingatkan kita bahwa hubungan kita dengan Tuhan, yang diteguhkan melalui Yesus, adalah hubungan yang kekal. Kehadiran-Nya senantiasa menyertai kita, dan pelayanan kita tidak akan pernah terlupakan di mata-Nya.
Lebih jauh lagi, janji ini menguatkan iman bahwa Tuhan setia pada janji-Nya. Di tengah perubahan dunia yang cepat dan tantangan hidup yang datang silih berganti, kita memiliki jangkar yang kokoh dalam kesetiaan Tuhan. Pelayanan yang kita berikan untuk kemuliaan nama-Nya, sekecil apapun itu, akan memiliki dampak kekal. Ini adalah undangan untuk terus bertekun dalam iman, melayani dengan sukacita, dan meyakini bahwa setiap tindakan kasih dan ketaatan yang dipersembahkan kepada Tuhan akan dihargai dan dikenang selamanya di hadirat-Nya.