Yeremia 42:15 - Peringatan Kebenaran Ilahi

"dan kamu akan mati oleh pedang, oleh kelaparan dan oleh penyakit sampar di tempat yang kamu tuju itu untuk tinggal."
Kebenaran yang Tegas

Ayat Yeremia 42:15 adalah sebuah pernyataan yang tegas dan penuh peringatan dari Tuhan melalui nabi-Nya, Yeremia. Ayat ini muncul dalam konteks di mana bangsa Yehuda, setelah jatuhnya Yerusalem, mencari nasihat dari Yeremia mengenai apakah mereka harus pergi ke Mesir atau tetap di tanah Yehuda. Godaan untuk mencari perlindungan dan kenyamanan di Mesir sangat besar, namun Tuhan, melalui perkataan Yeremia, menawarkan gambaran yang gamblang tentang konsekuensi dari keputusan yang salah.

Peringatan ini bukanlah tanpa alasan. Bangsa Israel berulang kali berpaling dari Tuhan, menyembah berhala, dan mengabaikan hukum-hukum-Nya. Meskipun mereka telah mengalami pukulan berat dengan kehancuran kota mereka, keinginan mereka untuk mengikuti jalannya sendiri tampaknya masih kuat. Tuhan, dalam kasih dan keadilan-Nya, memberikan pilihan, tetapi juga konsekuensi yang akan menyertai pilihan tersebut. Ayat 15 secara spesifik menyebutkan tiga malapetaka yang akan menimpa mereka jika mereka memilih untuk pergi ke Mesir: pedang (perang), kelaparan, dan penyakit sampar. Ini adalah gambaran yang mengerikan dari penderitaan yang akan mereka alami, jauh dari tanah perjanjian mereka.

Pesan dalam Yeremia 42:15 jauh melampaui konteks sejarah Israel kuno. Ayat ini berbicara tentang kebenaran yang universal dan abadi mengenai pentingnya mendengarkan suara Tuhan dan mengikuti perintah-Nya. Ketika manusia memilih untuk mengabaikan firman Tuhan dan mengikuti keinginan duniawi atau kebijaksanaan manusia semata, seringkali mereka akan menghadapi konsekuensi yang menyakitkan. Ini bukan berarti Tuhan senang melihat umat-Nya menderita, melainkan bahwa ada tatanan ilahi yang harus dihormati. Ketaatan membawa berkat, sementara ketidaktaatan membawa akibat yang tidak menyenangkan.

Dalam dunia modern, kita mungkin tidak menghadapi ancaman pedang, kelaparan, dan penyakit sampar dengan cara yang sama persis seperti bangsa Yehuda. Namun, prinsipnya tetap sama. Pilihan-pilihan yang kita buat, terutama yang bertentangan dengan prinsip-prinsip moral dan spiritual yang diajarkan dalam Kitab Suci, dapat membawa konsekuensi yang merusak dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat kita. Tuhan menginginkan yang terbaik bagi kita, dan peringatan seperti Yeremia 42:15 adalah undangan untuk merefleksikan jalan hidup kita, memastikan bahwa kita berjalan sesuai dengan kehendak-Nya. Mendengarkan dan menaati firman Tuhan adalah kunci untuk hidup yang diberkati dan damai.