Yeremia 46:18 - Janji Peneguhan dari TUHAN

"Sekalipun seorang raja akan bangkit di Mesir, yang namanya ialah Firaun Nekho, ia akan mendatangkan celaka seperti yang terjadi di Karkemis di tepi Efrata."

Simbol Keadilan dan Keteguhan

Kitab Yeremia penuh dengan nubuat kenabian yang seringkali berfokus pada penghukuman atas dosa bangsa Israel dan bangsa-bangsa sekitarnya. Namun, di tengah-tengah peringatan yang keras, terselip pula janji-janji pengharapan dan peneguhan dari Tuhan. Ayat Yeremia 46:18 ini, meskipun terdengar seperti peringatan bagi Mesir, sesungguhnya menyimpan makna yang lebih dalam tentang kedaulatan Tuhan atas semua bangsa dan janji-Nya untuk membela umat-Nya. Ayat ini menyoroti bahwa bahkan kekuatan yang paling besar sekalipun tidak dapat lepas dari rencana ilahi.

Dalam konteks historisnya, ayat ini merujuk pada kekalahan Mesir di bawah Firaun Nekho dari Babel di pertempuran Karkemis pada tahun 605 SM. Karkemis adalah sebuah kota strategis di tepi sungai Efrata, dan kekalahan Mesir di sana merupakan pukulan telak bagi ambisi mereka di wilayah tersebut. Kitab Yeremia memang mencatat banyak tentang kejatuhan kerajaan-kerajaan, termasuk Yehuda, dan bagaimana Tuhan menggunakan bangsa lain sebagai alat penghukuman-Nya. Namun, penting untuk dipahami bahwa kedaulatan Tuhan mencakup seluruh dunia. Ia adalah Raja di atas segala raja, dan tidak ada kekuatan duniawi yang dapat menentang-Nya tanpa konsekuensi.

Meskipun ayat ini secara spesifik menyebutkan tentang kekalahan Mesir, bagi orang percaya, ayat ini dapat diinterpretasikan sebagai pengingat akan kesetiaan Tuhan. Bahkan ketika bangsa-bangsa lain tampak berkuasa dan mengancam, Tuhan memiliki kendali penuh. Peristiwa-peristiwa duniawi, sehebat apapun dampaknya, semuanya berada dalam rancangan-Nya. Bagi umat Tuhan, ini adalah sumber penghiburan dan keyakinan bahwa meskipun ada tantangan dan kesulitan, Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka. Kemenangan akhir, pada akhirnya, adalah milik Dia dan mereka yang setia kepada-Nya.

Lebih jauh lagi, ayat ini mengindikasikan bahwa Tuhan menjunjung keadilan. Kemenangan bangsa Babel atas Mesir, meskipun pada pandangan manusia mungkin hanya pergeseran kekuasaan, di mata Tuhan adalah bagian dari penegakan keadilan ilahi. Tiran dan penindas pada akhirnya akan menghadapi perhitungan. Janji Tuhan adalah untuk memulihkan dan menegakkan keadilan di bumi. Inilah yang menjadi landasan pengharapan bagi umat yang tertindas di zaman Yeremia, dan tetap menjadi landasan pengharapan bagi orang percaya hari ini. Kita dapat mempercayai bahwa Tuhan akan bertindak untuk membela yang benar dan mengalahkan kejahatan.

Ayat Yeremia 46:18 ini mengingatkan kita untuk tidak mengandalkan kekuatan manusia semata, tetapi untuk senantiasa mengarahkan pandangan kepada Tuhan. Kemenangan yang dijanjikan Tuhan bukanlah sekadar kemenangan militer, tetapi kemenangan spiritual atas dosa dan kejahatan. Melalui Kristus, janji ini digenapi secara ultimatif. Maka, seperti janji ini menguatkan umat Tuhan di masa lalu, demikian pula ia dapat menjadi sumber kekuatan dan keyakinan bagi kita di masa kini, bahwa dalam segala situasi, Tuhan berkuasa dan setia pada janji-Nya.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai makna mendalam dari kitab Yeremia dan ayat-ayatnya, Anda bisa mengunjungi Alkitab SABDA atau sumber studi Alkitab terpercaya lainnya.