Kitab Yeremia, sebuah nubuatan kenabian yang penuh dengan peringatan dan penghakiman, juga mencatat firman Tuhan mengenai kota-kota yang telah berpaling dari jalan-Nya. Salah satu bagian yang paling lugas dan mengejutkan adalah Yeremia 49:25, yang secara spesifik menargetkan Damaskus, ibu kota Suriah. Ayat ini tidak hanya menyatakan kejatuhan Damaskus tetapi juga menyoroti kebanggaan dan reputasi kota tersebut yang akhirnya akan runtuh.
Damaskus pada zamannya adalah sebuah kota yang makmur, pusat perdagangan, dan memiliki sejarah panjang sebagai kota yang penting dan seringkali dipuji. Ia dikenal sebagai "kota pujian" dan "kota sukacita". Status ini menunjukkan kebesaran dan kemasyhuran yang dimiliki oleh Damaskus di mata dunia saat itu. Namun, di balik kemegahan tersebut, seringkali terselubung kesombongan, penyembahan berhala, dan ketidakadilan. Seperti banyak kota dan bangsa lain yang dinubuatkan oleh Yeremia, Damaskus tampaknya telah jatuh ke dalam dosa kesombongan dan mengabaikan tuntutan moral dan rohani yang datang dari Tuhan.
Pernyataan firman Tuhan melalui Yeremia sangat jelas: "Tiada ia akan tetap berdiri, firman TUHAN semesta alam." Ini adalah pernyataan yang tegas mengenai kehancuran yang tak terhindarkan. Tuhan Semesta Alam, yang memiliki kuasa atas segala sesuatu, menetapkan bahwa kebanggaan dan kemuliaan Damaskus tidak akan mampu melindunginya dari murka ilahi. Penghakiman ini bukanlah tanpa alasan. Para nabi di Perjanjian Lama seringkali menyampaikan peringatan akan penghakiman sebagai konsekuensi dari pelanggaran perjanjian dan penolakan terhadap kedaulatan Tuhan.
Penghakiman atas Damaskus dalam Yeremia 49:25 dapat dilihat dalam konteks yang lebih luas dari nubuatan-nubuatan terhadap bangsa-bangsa lain yang tertulis dalam pasal yang sama. Bangsa-bangsa seperti Edom, Moab, Amon, dan Filistin juga menerima firman penghakiman dari Tuhan karena berbagai dosa mereka. Bagi Damaskus, dosa yang mungkin ditekankan adalah kesombongan dan rasa aman yang berlebihan, yang membuat mereka melupakan bahwa kekuasaan mereka berasal dari Tuhan dan dapat ditarik kapan saja. Sejarah mencatat berbagai penaklukan dan kehancuran yang pernah dialami Damaskus sepanjang zaman, yang bisa jadi merupakan manifestasi dari nubuat ini.
Pesan dari Yeremia 49:25 memberikan pelajaran berharga bagi kita. Ia mengingatkan bahwa tidak ada kota, bangsa, atau bahkan individu yang dapat mengabaikan Tuhan dan berharap untuk tetap teguh selamanya. Kesombongan dan kebanggaan diri yang berlebihan seringkali menjadi awal dari kejatuhan. Ketergantungan penuh kepada Tuhan, kerendahan hati, dan ketaatan kepada firman-Nya adalah fondasi yang kokoh, sementara kebanggaan duniawi akan runtuh. Nubuat ini menjadi saksi bisu tentang kedaulatan Tuhan atas semua bangsa dan bagaimana Dia akan meminta pertanggungjawaban atas tindakan umat manusia.