Yosua 2:6

"Tetapi perempuan itu telah membawa mereka naik ke pondok di atap rumahnya dan menyembunyikannya di bawah tangkai-tangkai serai yang telah dijajarnya di situ."

Rahab Melindungi Pengintai Israel Pintu Terlihat dari jauh Rahab

Kisah dalam Yosua 2:6 menceritakan sebuah momen krusial dalam perjalanan bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian. Setelah bertahun-tahun mengembara di padang gurun, tibalah waktunya bagi bangsa Israel untuk menyeberangi Sungai Yordan dan merebut kota Yerikho, kota yang pertama kali mereka hadapi di tanah Kanaan. Untuk itu, Yosua, sebagai pemimpin baru setelah Musa, mengutus dua orang pengintai secara diam-diam untuk menjelajahi negeri itu, terutama Yerikho.

Sesampainya di Yerikho, para pengintai itu mencari tempat persembunyian. Kebetulan, mereka mendatangi rumah seorang perempuan bernama Rahab. Rahab, meskipun seorang penduduk asli Yerikho, memiliki hati yang terbuka terhadap Allah Israel. Ia telah mendengar tentang perbuatan-perbuatan besar Allah yang telah dilakukan untuk umat-Nya, termasuk keluarnya mereka dari Mesir.

Namun, kedatangan para pengintai itu tidak luput dari perhatian para pejabat kota Yerikho. Laporan segera sampai kepada raja Yerikho, yang kemudian memerintahkan agar para pengintai itu ditangkap. Dalam situasi yang genting ini, Rahab mengambil keputusan yang berani dan bijaksana. Alih-alih menyerahkan para pengintai itu kepada musuh bangsanya, ia justru memutuskan untuk melindungi mereka.

Ayat Yosua 2:6 secara gamblang menggambarkan bagaimana Rahab melakukan aksinya: "Tetapi perempuan itu telah membawa mereka naik ke pondok di atap rumahnya dan menyembunyikannya di bawah tangkai-tangkai serai yang telah dijajarnya di situ." Atap rumah di zaman itu seringkali menjadi tempat yang digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk menjemur atau menyimpan bahan-bahan. Serai, yang digunakan Rahab sebagai penyamaran, adalah tumbuhan yang mungkin tumbuh rimbun dan bisa memberikan perlindungan yang cukup untuk menyembunyikan dua orang pria.

Tindakan Rahab ini bukan sekadar kebaikan hati belaka. Ini adalah wujud iman dan keberaniannya. Ia mempertaruhkan nyawanya sendiri demi melindungi utusan Allah. Ia percaya bahwa Allah Israel adalah Tuhan yang sejati dan bahwa bangsa Israel akan berhasil menguasai tanah itu. Dengan menyembunyikan para pengintai, Rahab menunjukkan bahwa ia memihak kepada Allah dan umat-Nya, meskipun itu berarti mengkhianati bangsanya sendiri.

Kisah Rahab dalam Yosua 2 ini mengajarkan banyak hal. Pertama, tentang pentingnya keberanian dalam menghadapi kesulitan dan mengambil keputusan yang benar, bahkan ketika berisiko. Kedua, tentang bagaimana iman dapat mendorong seseorang untuk bertindak di luar kebiasaan dan memberikan perlindungan kepada mereka yang membutuhkan. Ketiga, kisah ini juga menjadi pengingat bahwa Allah dapat menggunakan siapa saja, bahkan seorang perempuan asing yang dianggap berdosa oleh masyarakatnya, untuk melaksanakan rencana-Nya yang besar. Rahab kemudian diakui sebagai pahlawan iman dan namanya tercatat dalam silsilah Yesus Kristus, sebuah kehormatan yang luar biasa.