"Aku akan mendatangkan ke atasmu bangsa yang kuat, hai kaum Israel, demikianlah firman TUHAN, TUHAN semesta alam; bangsa itu kuat dan berkuasa, bangsa yang berbahasa yang tidak kaukenal bahasanya, dan yang tidak kaupaham perkataannya."
Kitab Yeremia adalah kitab nabi yang penuh dengan peringatan dan nubuat mengenai penghakiman Tuhan atas umat-Nya, Israel, karena ketidaktaatan dan penyembahan berhala mereka. Salah satu ayat yang paling menggugah dalam kitab ini adalah Yeremia 5:17. Ayat ini tidak sekadar kata-kata, melainkan sebuah ramalan yang mengerikan tentang kehancuran yang akan menimpa bangsa Israel. Tuhan menyatakan melalui nabi Yeremia bahwa Ia akan mendatangkan bangsa yang kuat, berkuasa, dan berbicara dalam bahasa yang asing bagi Israel.
Pesan dalam Yeremia 5:17 ini sangatlah gamblang. Kata "bangsa yang kuat" dan "berkuasa" mengisyaratkan sebuah kekuatan militer yang superior, sebuah angkatan perang yang mampu menundukkan Israel. Ini bukanlah ancaman biasa, melainkan sebuah konsekuensi langsung dari dosa dan pengabaian terhadap perjanjian mereka dengan Tuhan. Tuhan telah memberikan banyak kesempatan bagi Israel untuk bertobat, namun mereka terus-menerus berpaling dari-Nya, lebih memilih jalan mereka sendiri yang penuh kesia-siaan dan penyembahan berhala.
Lebih spesifik lagi, ayat ini menyoroti aspek komunikasi. "Bangsa yang berbahasa yang tidak kaukenal bahasanya, dan yang tidak kaupaham perkataannya." Hal ini menekankan betapa asingnya bangsa penyerbu ini bagi Israel, baik secara budaya maupun linguistik. Ketidakmampuan untuk berkomunikasi akan menambah rasa ketidakberdayaan dan keputusasaan. Ketika musuh datang dengan kekuatan dan tidak ada celah untuk negosiasi atau pemahaman, yang tersisa hanyalah kehancuran dan penaklukan total. Ini adalah gambaran nyata tentang hilangnya kedaulatan dan identitas yang akan dialami oleh umat yang telah dijanjikan Tuhan.
Ayat ini juga dapat dipahami sebagai sebuah ilustrasi tentang konsekuensi rohani. Ketika umat Tuhan kehilangan kemampuan untuk mendengar dan memahami firman-Nya, mereka menjadi rentan terhadap pengaruh asing yang menyesatkan. Bahasa yang tidak dikenal bisa melambangkan ajaran-ajaran palsu, ideologi yang bertentangan dengan kebenaran ilahi, atau bahkan suara-suara dunia yang mengalihkan perhatian dari Tuhan. Yeremia 5:17 mengingatkan kita bahwa ketidaktaatan bukan hanya berdampak pada situasi fisik atau politik, tetapi juga merusak kemampuan rohani kita untuk mengenali kehendak Tuhan dan menjaga hubungan yang sehat dengan-Nya.
Di zaman sekarang, peringatan dalam Yeremia 5:17 ini tetap relevan. Kita hidup di dunia yang semakin terhubung, namun juga penuh dengan berbagai macam informasi dan pengaruh yang bisa jadi asing dan membingungkan. Penting bagi kita untuk senantiasa kembali kepada Firman Tuhan, Kitab Suci, agar kita tidak kehilangan "bahasa" rohani kita dan dapat membedakan mana yang datang dari Tuhan dan mana yang datang dari dunia yang tidak Ia kehendaki. Hanya dengan memegang teguh kebenaran, kita dapat bertahan dari "bangsa-bangsa" atau pengaruh-pengaruh asing yang berusaha menjauhkan kita dari sumber kehidupan sejati.