Yeremia 50:21 - Ramalan Atas Babel

"Tentang negeri Merataim, tentang penduduk Pekod, tentang penduduk Pelas, dan tentang separuh wilayah Asyur, dan tentang semua kawanan dombanya, dan tentang semua kambingnya."

Reruntuhan Keagungan Simbol Kejatuhan

Kitab Yeremia, sebuah nabi yang diutus oleh Tuhan untuk memperingatkan umat-Nya dan bangsa-bangsa lain tentang hukuman yang akan datang, memuat banyak nubuat yang kuat dan penuh makna. Salah satu ayat yang menonjol adalah Yeremia 50:21, yang berbicara tentang hukuman atas Babel, sebuah kerajaan yang pernah perkasa namun akhirnya jatuh ke dalam kehancuran. Ayat ini, "Tentang negeri Merataim, tentang penduduk Pekod, tentang penduduk Pelas, dan tentang separuh wilayah Asyur, dan tentang semua kawanan dombanya, dan tentang semua kambingnya," secara spesifik menyebutkan wilayah dan kelompok yang akan terkena dampak kemarahan ilahi.

Babel merupakan simbol kebanggaan dan kesombongan yang seringkali bertentangan dengan kehendak Tuhan. Dalam narasi Alkitab, Babel digambarkan sebagai pusat kekuatan yang menindas, yang membawa bangsa Israel ke dalam pembuangan. Nubuat ini, yang disampaikan melalui nabi Yeremia, menunjukkan bahwa Tuhan tidak akan membiarkan kezaliman dan kesombongan berkuasa selamanya. Kejatuhan Babel adalah pengingat akan kedaulatan Tuhan atas segala bangsa dan keharusan untuk menghormati hukum-Nya.

Penyebutan "negeri Merataim," "penduduk Pekod," dan "penduduk Pelas" menunjukkan jangkauan hukuman yang luas. Wilayah-wilayah ini mungkin merupakan bagian dari kekuasaan Babel atau sekutu-sekutunya, yang semuanya akan merasakan konsekuensi dari perbuatan mereka. Konsep pembuangan dan kehancuran yang diuraikan dalam ayat ini bukan sekadar ancaman retoris, melainkan sebuah ramalan yang akan terwujud. Ini mencerminkan prinsip keadilan ilahi di mana pelanggaran akan membawa hukuman yang setimpal.

Selain itu, frasa "tentang separuh wilayah Asyur, dan tentang semua kawanan dombanya, dan tentang semua kambingnya" memperluas cakupan kehancuran hingga ke wilayah Asyur. Asyur sendiri pernah menjadi kekuatan besar yang kejam, dan keterlibatannya dalam kehancuran Babel, atau penjarahan yang mengikuti kejatuhannya, akan membuatnya ikut merasakan pukulan. Penggunaan gambaran domba dan kambing mungkin merujuk pada kekayaan materi dan kemakmuran yang akan hilang, atau bahkan pada penduduknya yang akan tercerai berai dan takluk.

Yeremia 50:21 berfungsi sebagai peringatan yang kuat bagi semua pemimpin dan bangsa yang mengandalkan kekuatan mereka sendiri dan mengabaikan Tuhan. Ini mengajarkan bahwa meskipun kekuatan duniawi dapat tampak tak tergoyahkan, pada akhirnya mereka tunduk pada otoritas ilahi. Kejatuhan Babel, seperti yang dinubuatkan Yeremia, adalah pelajaran abadi tentang kesombongan yang membawa kehancuran dan pentingnya kerendahan hati di hadapan Yang Maha Kuasa. Nubuat ini, bersama dengan banyak lainnya dalam Kitab Yeremia, menekankan tema keadilan, kedaulatan Tuhan, dan panggilan untuk pertobatan.