Yeremia 50:40

"Seperti pada waktu Allah menjungkirkan Sodom dan Gomora serta kota-kotanya, demikianlah yang akan terjadi; tak seorang pun akan diam di sana, seorang musafir pun tidak akan singgah."

Babel

Ayat Yeremia 50:40 menggambarkan kehancuran total Kota Babel, sebuah peristiwa yang diilustrasikan dengan perbandingan dramatis terhadap pemusnahan kota Sodom dan Gomora. Dalam konteks kenabian Yeremia, kota Babel merupakan simbol kekuatan jahat, penindasan, dan kemurtadan yang telah lama menguasai umat Allah. Nubuat ini menyampaikan pesan yang tegas tentang penghakiman ilahi yang akan menimpa mereka yang menentang Tuhan dan menindas umat-Nya. Ketika ayat ini berbicara tentang "seperti pada waktu Allah menjungkirkan Sodom dan Gomora", ia merujuk pada kisah dalam Kitab Kejadian di mana Tuhan menghancurkan kedua kota tersebut karena kejahatan mereka yang luar biasa. Kekuatan destruktif yang digambarkan begitu dahsyat sehingga tidak ada kehidupan yang tersisa. Pernyataan "tak seorang pun akan diam di sana, seorang musafir pun tidak akan singgah" menekankan pada kekosongan total. Kota yang dulunya merupakan pusat kekuatan, perdagangan, dan budaya, kini akan menjadi gurun tandus, tempat yang tidak layak huni, dan terlupakan. Ini adalah gambaran kehancuran yang permanen dan menyeluruh. Ayat ini juga menjadi pengingat akan kedaulatan Allah atas seluruh bangsa dan kerajaan. Meskipun Babel mungkin tampak perkasa dan tak terkalahkan di mata manusia, di hadapan Allah, kekuatannya tidak berarti apa-apa. Penghakiman Tuhan tidak pandang bulu dan akan menimpa semua yang memberontak terhadap-Nya. Ini adalah bagian dari gambaran besar dalam kitab Yeremia mengenai penghukuman yang akan datang atas berbagai bangsa, termasuk umat Israel sendiri karena dosa-dosa mereka. Namun, perlu dicatat bahwa nubuatan tentang kehancuran Babel dalam pasal 50 dan 51 kitab Yeremia seringkali dilihat memiliki pemenuhan bertahap. Dalam sejarah, Babel memang pernah ditaklukkan dan kekuatannya melemah secara signifikan. Perbandingan dengan Sodom dan Gomora menegaskan skala dan keparahan dari penghakiman tersebut. Di balik gambaran kehancuran ini, terselip pula janji pemulihan bagi umat Allah. Setelah penghakiman atas Babel, umat Tuhan yang dibuang akan dikembalikan ke tanah perjanjian mereka. Kehancuran Babel membuka jalan bagi kebebasan dan pemulihan umat Israel dari penawanan mereka. Dengan demikian, ayat ini tidak hanya berbicara tentang akhir dari sebuah kekuasaan jahat, tetapi juga tentang permulaan harapan baru bagi orang-orang yang setia kepada Tuhan. Memahami Yeremia 50:40 membantu kita melihat bagaimana Tuhan bekerja dalam sejarah, baik dalam menghukum kejahatan maupun dalam memulihkan umat-Nya. Ini adalah gambaran yang kuat tentang keadilan dan kuasa-Nya yang tak terbantahkan.