Roma 15:26

"Sebab Makedonia dan Akhaya berkehendak mengumpulkan sumbangan untuk orang-orang miskin di antara orang-orang kudus di Yerusalem."

Simbol Kedermawanan

Ayat Roma 15:26, yang berasal dari surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma, membawa sebuah pesan yang sangat penting tentang kasih, kemurahan hati, dan persatuan di dalam Kristus. Dalam konteks ini, Paulus sedang menjelaskan bagaimana seharusnya orang percaya bersikap satu sama lain, bahkan ketika mereka berasal dari latar belakang budaya dan etnis yang berbeda. Ayat ini secara spesifik menyoroti sebuah tindakan kedermawanan yang dilakukan oleh gereja-gereja di Makedonia dan Akhaya terhadap saudara-saudari seiman mereka yang berada di Yerusalem.

Makedonia dan Akhaya adalah wilayah-wilayah di Yunani yang memiliki budaya dan bahasa yang berbeda dari orang Yahudi di Yerusalem. Namun, karena kesatuan mereka di dalam Kristus, mereka tergerak untuk berbagi berkat materi demi membantu mereka yang membutuhkan di Yerusalem. Tindakan ini bukan sekadar pemberian bantuan keuangan semata, melainkan manifestasi dari kasih persaudaraan yang mendalam, melampaui batas-batas geografis, etnis, dan bahkan status sosial.

Pesan dari Roma 15:26 relevan hingga kini. Di tengah dunia yang sering kali terpecah belah oleh perbedaan, ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya membangun jembatan kasih dan saling mendukung. Kedermawanan, seperti yang digambarkan dalam ayat ini, adalah salah satu cara paling efektif untuk mewujudkan kesatuan gereja dan menunjukkan kepada dunia tentang kebenaran Injil. Ketika orang percaya saling berbagi, tidak hanya materi yang diberikan, tetapi juga harapan, kekuatan, dan bukti nyata bahwa mereka adalah satu keluarga di dalam Kristus.

Lebih dari sekadar menyumbang materi, ayat ini juga mengajarkan kita untuk memiliki kepedulian terhadap kebutuhan sesama. Kepedulian ini haruslah tulus, bukan karena paksaan, melainkan karena dorongan Roh Kudus yang mengingatkan kita akan kasih Kristus yang telah dicurahkan kepada kita. Berkat yang kita terima dari Tuhan, baik itu berupa materi, talenta, maupun kesempatan, pada hakikatnya adalah untuk dibagikan. Membagikan berkat bukan hanya membuat penerima merasa terbantu, tetapi juga memperkaya hati pemberi dan memperkuat ikatan persaudaraan.

Tindakan gereja-gereja di Makedonia dan Akhaya menunjukkan bahwa iman yang sejati akan membuahkan tindakan kasih yang nyata. Mereka tidak hanya berbicara tentang kasih, tetapi mereka melaksanakannya. Ini adalah teladan yang patut kita renungkan. Dalam kehidupan sehari-hari, mari kita belajar untuk lebih peka terhadap kebutuhan orang lain, baik yang seiman maupun yang belum. Mari kita jadikan kedermawanan sebagai gaya hidup, sehingga kita dapat menjadi saluran berkat bagi dunia di sekitar kita, sesuai dengan kehendak Kristus.