Yeremia 50:44

"Lihatlah, seperti singa dari tepian Yordan ia akan bangkit naik ke padang rumput yang subur, sebab Aku akan segera mengusirnya dari sana. Dan orang yang terpilih akan Kutetapkan atasnya. Karena siapakah yang seperti Aku? Siapakah yang dapat menantang Aku? Domba manakah yang dapat bertahan menghadapi Aku?"
"Malaikat akan Melindungi Umat-Nya" 1

Visualisasi Malaikat sebagai penjaga.

Ayat Yeremia 50:44 ini merupakan bagian dari nubuat yang lebih besar mengenai kejatuhan Babel, salah satu imperium terkuat pada zamannya yang seringkali menindas umat Allah. Melalui nabi Yeremia, Tuhan menyampaikan pesan penghakiman yang tegas terhadap kota yang angkuh dan berkuasa ini.

Ungkapan "seperti singa dari tepian Yordan" menggambarkan kekuatan yang dahsyat dan tak terduga. Sungai Yordan memiliki medan yang sulit dan seringkali menjadi tempat bersembunyi bagi binatang buas, termasuk singa. Kehadiran singa di sana menandakan bahaya yang mengintai dan kesiapan untuk menerkam. Dalam konteks ini, Tuhan menyatakan bahwa Dia akan mendatangkan kekuatan yang akan mengalahkan Babel, kekuatan yang datang dengan tiba-tiba dan tanpa ampun, seperti singa yang menyerang mangsanya di tepi sungai.

Frasa "padang rumput yang subur" mungkin merujuk pada wilayah kekuasaan Babel yang kaya raya, sumber kemakmuran dan kekuatan mereka. Namun, Tuhan menegaskan bahwa Dia akan "segera mengusirnya dari sana," menunjukkan bahwa kemakmuran dan kekuasaan Babel tidak akan bertahan selamanya. Kehancuran mereka adalah keniscayaan yang telah ditentukan oleh Tuhan.

Bagian selanjutnya, "Dan orang yang terpilih akan Kutetapkan atasnya," adalah poin krusial. Ini menunjukkan bahwa di balik kekacauan dan penghakiman, ada campur tangan Ilahi yang mengarahkan jalannya peristiwa. Tuhan tidak hanya menghancurkan, tetapi Dia juga memilih dan menetapkan siapa yang akan mengambil alih atau menjadi alat dalam rencana-Nya. Ini bisa merujuk pada bangsa Media dan Persia yang akhirnya menaklukkan Babel, atau secara lebih luas, pada cara Tuhan bekerja melalui berbagai bangsa untuk mencapai tujuan-Nya, bahkan ketika bangsa-bangsa tersebut tidak sepenuhnya menyadari peran mereka dalam rencana ilahi.

Pertanyaan retoris yang menutup ayat ini, "Karena siapakah yang seperti Aku? Siapakah yang dapat menantang Aku? Domba manakah yang dapat bertahan menghadapi Aku?" adalah penegasan mutlak tentang kedaulatan dan kekuasaan Tuhan. Tidak ada kekuatan di bumi atau di langit yang setara dengan-Nya. Semua kerajaan, termasuk Babel yang perkasa, hanyalah alat di tangan-Nya. Siapapun yang mencoba menentang kehendak-Nya akan menghadapi kehancuran total, seolah-olah seekor domba yang lemah mencoba melawan singa yang ganas.

Ayat Yeremia 50:44 mengingatkan kita bahwa Tuhan memegang kendali atas sejarah. Penghakiman-Nya pasti datang bagi mereka yang menentang-Nya dan menindas umat-Nya. Namun, di tengah penghakiman, kedaulatan-Nya yang tak tertandingi menjadi sumber pengharapan dan kepastian bagi umat-Nya, karena Dia adalah Penguasa tertinggi yang mengarahkan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya yang kudus.