Peringatan dari Nabi Yeremia
Kitab Yeremia dalam Alkitab merupakan kesaksian yang kuat mengenai peringatan-peringatan ilahi yang disampaikan kepada bangsa Israel pada masa-masa genting. Salah satu ayat yang sangat menohok adalah Yeremia 6:28, yang melukiskan gambaran suram tentang karakter dan perilaku umat yang telah berpaling dari Tuhan. Ayat ini bukanlah sekadar deskripsi pasif, melainkan sebuah diagnosis tajam terhadap akar masalah yang menyebabkan kehancuran bangsa.
"Semua mereka adalah perajurit yang sangat keras kepala, mereka mondar-mandir menyebarkan fitnah; mereka tembaga dan besi, semuanya berbuat rusak." Ayat ini menggambarkan sekelompok orang yang tidak hanya keras kepala dalam menolak teguran ilahi, tetapi juga aktif dalam menyebarkan keburukan. Frasa "mondar-mandir menyebarkan fitnah" menunjukkan sebuah komunitas yang dikonsumsi oleh gosip, pembicaraan jahat, dan adu domba. Aktivitas semacam ini merusak tatanan sosial, memecah belah hubungan, dan menghancurkan kepercayaan antar sesama. Dalam konteks bangsa Israel saat itu, fitnah dan permusuhan internal ini melemahkan mereka dari dalam, membuat mereka rentan terhadap ancaman dari luar.
Karakter "Tembaga dan Besi"
Metafora "tembaga dan besi" sangat kuat. Tembaga dan besi adalah logam yang kuat, keras, dan sulit dibentuk. Dalam konteks karakter, ini menyiratkan kekerasan hati, ketidakmauan untuk berubah, dan sifat yang kaku. Orang-orang ini tidak fleksibel dalam pikiran maupun tindakan mereka. Mereka tidak terbuka terhadap kebenaran atau ajakan untuk bertobat. Sifat keras kepala ini membuat mereka tidak dapat dipengaruhi oleh hikmat, nasihat, atau bahkan peringatan yang datang dari Tuhan melalui nabi-Nya.
Lebih jauh lagi, penggunaan logam-logam ini juga dapat diasosiasikan dengan alat-alat perang atau instrumen yang digunakan untuk menghancurkan. Sifat "semuanya berbuat rusak" menegaskan bahwa keras kepala dan keengganan untuk berubah ini tidak hanya berdampak pada diri sendiri, tetapi juga merusak lingkungan di sekitarnya. Mereka menjadi agen kehancuran, membawa malapetaka bagi diri mereka sendiri dan bagi seluruh bangsa.
Peringatan dalam Yeremia 6:28 mengingatkan kita akan bahaya dari hati yang keras dan lidah yang menyebarkan keburukan. Sejarah bangsa Israel yang tercatat dalam Kitab Yeremia menjadi pelajaran berharga bahwa ketidaktaatan dan kerusakan moral pada akhirnya akan mendatangkan konsekuensi yang berat. Ayat ini menjadi relevan hingga kini, mengajak kita untuk introspeksi diri dan menjaga hati serta perkataan kita agar tidak menjadi bagian dari kehancuran, melainkan menjadi pembawa damai dan kebaikan.