Yeremia 9:13

"TUHAN berfirman: “Oleh karena mereka telah meninggalkan hukum-Ku yang telah Kutetapkan bagi mereka, dan mereka tidak mendengarkan suara-Ku dan tidak melakukannya, ..."

Ilustrasi orang belajar dari kitab suci Perumpamaan Kebijaksanaan Buka hati, buka pikiran
Simbol pembelajaran dan pencerahan

Ayat Yeremia 9:13 berbicara tentang konsekuensi dari penolakan terhadap firman Tuhan. Bagian ini mengingatkan kita bahwa penolakan terhadap hukum dan ajaran yang telah ditetapkan oleh Tuhan akan membawa dampak serius. Tuhan telah memberikan panduan, aturan, dan prinsip-prinsip hidup yang bertujuan untuk kebaikan umat-Nya. Namun, ketika umat memilih untuk mengabaikan, tidak mendengarkan, atau bahkan tidak mau menjalankan apa yang telah Dia tetapkan, mereka secara sadar menempatkan diri mereka di luar perlindungan dan hikmat ilahi.

Penting untuk memahami bahwa "hukum-Ku" di sini tidak hanya merujuk pada seperangkat aturan moral atau ritual, tetapi juga mencakup kebenaran, kebijaksanaan, dan jalan hidup yang sepenuhnya selaras dengan kehendak Tuhan. Menolak hukum Tuhan sama artinya dengan menolak sumber segala hikmat dan keadilan. Ini adalah penolakan terhadap satu-satunya fondasi yang kokoh untuk kehidupan yang bermakna dan berkelimpahan. Ketika manusia memilih jalannya sendiri, yang seringkali dipengaruhi oleh keinginan daging, pandangan dunia yang terbatas, atau tekanan sosial, mereka akan segera mendapati diri mereka tersesat dan terperangkap dalam kesia-siaan.

Penulis kitab Yeremia, melalui firman Tuhan ini, menekankan pentingnya kepatuhan yang tulus. Bukan sekadar mendengar, tetapi melakukannya. Ada perbedaan besar antara pengetahuan pasif dan tindakan aktif yang mencerminkan keyakinan. Ketika seseorang benar-benar mendengarkan suara Tuhan, mereka akan merespons dengan tindakan yang menunjukkan ketaatan dan rasa hormat. Sebaliknya, ketidakpedulian dan ketidakpatuhan adalah tanda pemberontakan spiritual yang mengarah pada kehancuran.

Dalam konteks yang lebih luas dari kitab Yeremia, ayat ini seringkali dipahami dalam kaitannya dengan penghukuman yang akan datang atas bangsa Israel karena ketidaktaatan mereka. Namun, prinsipnya bersifat universal dan abadi. Siapa pun yang memilih untuk hidup tanpa mengakui dan mengikuti tuntunan Tuhan akan mengalami konsekuensi yang sama. Kehidupan yang dibangun di atas fondasi yang rapuh, yang menolak prinsip-prinsip ilahi, pada akhirnya akan runtuh.

Oleh karena itu, firman ini menjadi panggilan yang mendesak untuk refleksi diri. Sudahkah kita benar-benar mendengarkan suara Tuhan dalam kehidupan kita? Apakah kita telah menerjemahkan pendengaran itu menjadi tindakan nyata? Kebijaksanaan sejati tidak datang dari kecerdasan manusia semata, tetapi dari kerelaan untuk tunduk pada sumber kebijaksanaan itu sendiri. Mari kita membuka hati dan pikiran kita untuk menerima dan menjalankan firman-Nya, agar kita dapat menemukan jalan yang benar dan berkat yang berkelimpahan.