Kisah Keluarnya Israel dari Mesir
Ayat Yesaya 11:15 ini mengingatkan kita pada kisah luar biasa ketika bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Selama ratusan tahun, mereka hidup dalam penderitaan di bawah kekuasaan Firaun. Namun, Tuhan berjanji untuk membebaskan mereka dan membawa mereka ke tanah perjanjian. Pembebasan ini melibatkan campur tangan ilahi yang dahsyat, termasuk sepuluh tulah yang ditimpakan kepada Mesir dan, yang paling monumental, pemisahan Laut Merah.
Gambaran dalam Yesaya 11:15, "TUHAN akan memusnahkan lidah Laut Mesir dan akan mengacungkan tangan-Nya terhadap sungai itu, dan memukulnya menjadi tujuh aliran, dan membuat orang dapat melintas dengan kasut," adalah sebuah metafora kuat tentang kekuasaan dan pemeliharaan Tuhan. Laut Mesir, yang tampaknya menjadi penghalang yang tidak dapat ditembus bagi bangsa Israel yang dikejar oleh tentara Mesir, pada akhirnya tunduk pada kehendak Tuhan. Pemisahan laut tersebut bukan hanya tindakan penyelamatan, tetapi juga manifestasi kuasa Tuhan atas alam semesta.
Perjanjian Baru dan Jalan yang Terbentang
Lebih dari sekadar catatan sejarah, ayat ini juga memiliki makna profetik dan spiritual yang mendalam. Dalam konteks yang lebih luas, khususnya dalam teologi Kristen, pembebasan ini sering diinterpretasikan sebagai gambaran dari keselamatan yang ditawarkan melalui Yesus Kristus. Sama seperti Tuhan membuka jalan bagi Israel melewati Laut Merah, Dia membuka jalan bagi kita untuk keluar dari dosa dan kematian melalui pengorbanan Kristus.
"Membuat orang dapat melintas dengan kasut" menyiratkan kemudahan dan keamanan dalam perjalanan menuju pembebasan atau tanah baru. Ini adalah janji bahwa Tuhan tidak hanya membuka jalan, tetapi juga memastikan bahwa perjalanan itu dapat ditempuh dengan nyaman dan tanpa hambatan yang berarti. Ini menunjukkan kasih dan perhatian Tuhan kepada umat-Nya, bahkan dalam detail-detail perjalanan mereka. Ayat ini adalah sumber penghiburan dan kekuatan, mengingatkan kita bahwa di hadapan Tuhan, tidak ada rintangan yang terlalu besar. Dia sanggup mengubah yang mustahil menjadi mungkin, dan mempersiapkan jalan bagi kita untuk mencapai tujuan-Nya.
Di masa kini, kita dapat merenungkan bagaimana Tuhan terus-menerus membuka jalan-jalan baru bagi kita, baik dalam menghadapi kesulitan pribadi, tantangan rohani, maupun dalam mewujudkan kehendak-Nya di dunia. Setiap kali kita merasa terhalang, mari kita ingat janji ini: Tuhan sanggup dan mau membuka jalan, memampukan kita untuk melangkah maju dengan keyakinan dan harapan.