"Aku sendiri telah memerintah orang-orang yang telah Ku-panggil, Aku sendiri telah memanggil pahlawan-pahlawan-Ku, untuk melaksanakan murka-Ku, orang-orang yang berbangga diri."
Firman Tuhan dalam Yesaya 13:3 adalah sebuah pernyataan yang kuat mengenai kedaulatan dan campur tangan ilahi dalam urusan dunia. Ayat ini menegaskan bahwa tidak ada kekuatan atau individu yang bertindak tanpa izin atau panggilan dari Tuhan. Frasa "Aku sendiri telah memerintah orang-orang yang telah Ku-panggil" dan "Aku sendiri telah memanggil pahlawan-pahlawan-Ku" menyoroti peran aktif Tuhan dalam memilih, mengarahkan, dan bahkan menggunakan kekuatan manusia untuk mencapai tujuan-Nya yang lebih besar.
Dalam konteks nubuat Yesaya, ayat ini sering dikaitkan dengan kehancuran Babel. Namun, makna yang terkandung jauh melampaui satu peristiwa sejarah. Ini adalah prinsip universal bahwa Tuhan adalah pemegang kendali tertinggi atas segala sesuatu. Orang-orang yang disebut sebagai "pahlawan" atau "yang berbangga diri" bukanlah agen independen, melainkan alat di tangan Yang Maha Kuasa. Kebanggaan yang disebutkan di sini bisa diartikan dalam dua cara: sebagai kebanggaan mereka sendiri yang kemudian diperalat Tuhan, atau sebagai kebanggaan ilahi yang menyertai kemenangan yang Ia atur.
Penekanan pada "memerintah" dan "memanggil" menunjukkan adanya otoritas yang mutlak. Tuhan tidak sekadar mengizinkan, tetapi secara aktif memobilisasi kekuatan. Ini dapat mencakup raja-raja, bangsa-bangsa, atau bahkan individu yang memiliki pengaruh besar. Momen-momen sejarah yang penuh gejolak, peperangan, atau perubahan politik yang drastis sering kali merupakan manifestasi dari kehendak Tuhan yang bekerja melalui pribadi-pribadi pilihan-Nya.
Pesan dari Yesaya 13:3 mengingatkan kita untuk melihat peristiwa dunia dengan perspektif ilahi. Di tengah ketidakpastian dan gejolak, Tuhan tetap berdaulat. Orang-orang yang tampaknya berkuasa dan membanggakan diri, pada akhirnya tunduk pada rencana-Nya. Kemuliaan dan otoritas tertinggi tetap berada pada Tuhan semata. Pemahaman ini memberikan ketenangan dan kepastian bagi orang percaya, karena tahu bahwa di balik setiap peristiwa, ada tangan Tuhan yang memimpin, mengarahkan, dan pada akhirnya membawa kemenangan sesuai dengan kehendak-Nya yang kudus. Kemenangan yang diatur-Nya sering kali melibatkan kekuatan yang Ia persiapkan, baik yang disadari maupun tidak oleh para pelakunya.