Yesaya 18:5

"Sebab sebelum panen, apabila sudah selesai yang demikian, dan kuncup bunga menjadi buah yang matang, maka dengan pisau pemangkas ia akan memotong ranting-rantingnya, membuangnya dan membiarkannya."

Ayat ini dari Kitab Yesaya, pasal 18 ayat 5, menyajikan sebuah gambaran profetik yang kuat tentang penghakiman ilahi atas bangsa-bangsa. Dalam konteks sejarah, Kitab Yesaya sering kali berisi nubuat tentang hukuman dan pemulihan Israel, serta peringatan bagi bangsa-bangsa lain yang menentang kehendak Tuhan. Ayat kelima ini secara spesifik menggambarkan tindakan penuaian atau pemangkasan yang tegas dan final.

Kiasan "panen" dalam tradisi Alkitab sering kali dikaitkan dengan penghakiman. Namun, ayat ini menambahkan detail menarik: "Sebab sebelum panen, apabila sudah selesai yang demikian, dan kuncup bunga menjadi buah yang matang...". Ini menunjukkan bahwa penghakiman tidak terjadi secara acak atau tergesa-gesa. Tuhan menunggu sampai waktunya tiba, ketika "buah" — yang dalam konteks ini bisa diartikan sebagai hasil dari tindakan atau kejahatan suatu bangsa — sudah matang sepenuhnya. Kematangan ini menandakan bahwa segala kesempatan untuk bertobat telah habis, dan kejahatan telah mencapai puncaknya.

Gambarannya kemudian menjadi lebih dramatis: "maka dengan pisau pemangkas ia akan memotong ranting-rantingnya, membuangnya dan membiarkannya." Kata "pisau pemangkas" menyiratkan sebuah alat yang tajam dan efektif, digunakan untuk memotong dengan presisi. Ini bukanlah kehancuran yang sembarangan, melainkan tindakan yang disengaja dan ditujukan untuk membersihkan atau menyingkirkan apa yang telah dianggap merusak. "Ranting-ranting" yang dipotong melambangkan elemen-elemen dari bangsa tersebut, mungkin pemimpin mereka, struktur kekuasaan mereka, atau bahkan populasi yang telah mengeraskan hati mereka dalam kejahatan. Tindakan "membuangnya dan membiarkannya" menegaskan bahwa yang dihukum akan disingkirkan, dan nasib mereka akan ditentukan sepenuhnya oleh tangan Tuhan.

Dalam tafsiran yang lebih luas, ayat ini dapat dilihat sebagai pengingat akan kedaulatan Tuhan atas segala bangsa. Meskipun bangsa-bangsa mungkin bangga akan kekuatan dan rencana mereka, pada akhirnya mereka akan tunduk pada penghakiman ilahi. Waktu penghakiman ini ditentukan oleh Tuhan sendiri, berdasarkan kesempurnaan kejahatan yang telah mereka lakukan. Ini juga menjadi peringatan bagi umat Tuhan untuk tetap setia dan tidak terpengaruh oleh kekuatan dunia yang menentang prinsip-prinsip kebenaran.

Perikop ini, termasuk ayat 18:5, sering dikaitkan dengan penghakiman atas bangsa-bangsa kuat yang mengancam Israel, seperti Asyur atau Babel. Namun, prinsipnya bersifat universal. Tuhan melihat, dan pada saat-Nya yang tepat, Dia akan bertindak untuk menegakkan keadilan-Nya. Gambaran ini mengajarkan tentang kehati-hatian Tuhan, kesabaran-Nya yang menanti pertobatan, namun juga ketegasan-Nya dalam menghukum kejahatan yang terus-menerus.

Ilustrasi Pohon dengan Ranting Dipangkas Pohon Kehidupan Ranting Terpotong