Yesaya 19:23

"Pada waktu itu akan ada jalan dari Mesir ke Asyur; orang Asyur akan datang ke Mesir, dan orang Mesir ke Asyur. Dan orang Mesir akan beribadah bersama-sama dengan orang Asyur."
Perdamaian dan Persatuan Bangsa Melalui Jalan Sang Mesias

Ayat Yesaya 19:23 mengemukakan sebuah visi kenabian yang luar biasa, sebuah janji perdamaian dan persatuan antara dua bangsa yang pada zamannya sering kali berkonflik atau setidaknya memiliki hubungan yang kompleks, yaitu Mesir dan Asyur. Dalam konteks sejarah, kedua kerajaan ini adalah kekuatan besar di Timur Tengah kuno, dengan Mesir yang kaya akan tradisi dan Asyur yang dikenal sebagai kekuatan militer yang perkasa. Gambaran tentang "jalan" yang menghubungkan kedua bangsa ini, di mana mereka dapat saling mengunjungi dan bahkan "beribadah bersama-sama," adalah sebuah metafora yang kuat untuk pemulihan hubungan, rekonsiliasi, dan harmoni.

Ramalan ini bukan sekadar prediksi politik, tetapi mengandung makna spiritual yang mendalam. Konsep "beribadah bersama-sama" menyiratkan pengakuan akan satu kebenaran atau satu Tuhan yang sama, melampaui perbedaan budaya, etnis, atau kebangsaan. Dalam tradisi Yahudi, nubuat Yesaya ini sering kali ditafsirkan sebagai gambaran kedatangan Mesias. Kedatangan Mesias akan membawa zaman baru, di mana tembok pemisah antar bangsa akan runtuh, dan semua orang akan bersatu di bawah pemerintahan keadilan dan kedamaian-Nya.

Makna Tersembunyi dalam Ayat Kenabian

Kunci untuk memahami ayat ini lebih dalam terletak pada frasa "pada waktu itu." Ini mengacu pada masa depan yang jauh, sebuah era eskatologis yang akan dimulai dengan intervensi ilahi. Jalan yang terbentuk bukanlah jalan fisik semata, tetapi jalan spiritual dan teologis yang memungkinkan orang-orang dari latar belakang yang berbeda untuk mendekat satu sama lain dan kepada Tuhan. Mesias, sebagai Sang Pangeran Damai, akan menjadi jembatan yang menghubungkan mereka.

Dalam nubuat Perjanjian Lama, Mesias sering digambarkan sebagai sosok yang akan memulihkan Israel dan membawa keselamatan bagi seluruh bangsa. Yesaya 19:23 memperluas cakupan keselamatan ini hingga mencakup kekuatan-kekuatan besar dunia kuno seperti Mesir dan Asyur. Ini menunjukkan bahwa rencana penebusan Allah tidak terbatas pada satu bangsa atau wilayah saja, tetapi mencakup seluruh umat manusia. Melalui Mesias, pengampunan dosa dan pendamaian dengan Allah akan tersedia bagi semua orang yang percaya, terlepas dari asal usul mereka.

Pesan perdamaian dan persatuan yang diungkapkan dalam Yesaya 19:23 tetap relevan hingga hari ini. Di tengah dunia yang sering kali terpecah belah oleh konflik, prasangka, dan ketidakpercayaan, visi tentang bangsa-bangsa yang hidup dalam harmoni dan beribadah bersama-sama menjadi sumber harapan. Ayat ini mengingatkan kita bahwa di dalam rencana Allah, ada janji tentang akhir dari permusuhan dan permulaan dari kesatuan yang sejati, yang sepenuhnya terwujud melalui karya penebusan Sang Mesias.