Kitab Yesaya adalah salah satu kitab nabi-nabi besar dalam Perjanjian Lama, yang berisi nubuat-nubuat tentang penghakiman, pemulihan, dan kedatangan Mesias. Ayat Yesaya 21:10 merupakan bagian dari serangkaian nubuat yang ditujukan kepada berbagai bangsa di sekitar Israel, yang dikenal sebagai "nubuat-nubuat tentang bangsa-bangsa asing". Dalam konteks ini, ayat tersebut secara spesifik berbicara tentang kota Damsyik dan keturunannya.
Ayat ini berisi sebuah perintah yang ditujukan kepada "orang-orang Kedar". Kedar adalah keturunan Ismael, yang dikenal sebagai suku-suku Arab nomaden di padang gurun. Nubuat ini tampaknya memerintahkan orang-orang Kedar untuk bangkit dan menyerang orang-orang yang terkait dengan Damsyik. Damsyik adalah ibu kota Aram (Suriah) dan merupakan kota penting secara strategis dan ekonomi di wilayah tersebut.
Dalam konteks sejarah, nubuat ini sering diinterpretasikan sebagai gambaran tentang konflik yang terjadi antara bangsa-bangsa di Timur Dekat. Alkitab mencatat berbagai peperangan dan pergolakan yang melibatkan kerajaan-kerajaan di kawasan tersebut, termasuk Aram. Nubuat ini mungkin merujuk pada periode spesifik di mana Israel atau Yehuda menghadapi ancaman dari Aram, dan Tuham memerintahkan bangsa lain untuk bertindak.
Namun, perlu dicatat bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Yesaya seringkali memiliki makna berlapis. Selain makna sejarah langsung, ada juga interpretasi teologis yang lebih dalam. Perintah untuk "bangunlah" dan "naiklah" dapat dilihat sebagai penegasan kedaulatan Allah atas segala bangsa dan peristiwa dunia. Allah yang mengendalikan sejarah, bahkan menggunakan bangsa-bangsa yang tidak mengenal-Nya untuk melaksanakan tujuan-Nya.
Meskipun ayat ini berbicara tentang peristiwa historis yang spesifik, prinsip-prinsip di dalamnya tetap relevan. Nubuat ini mengingatkan kita bahwa tidak ada kekuasaan atau bangsa yang luput dari pandangan Tuhan. Di tengah ketidakpastian dan konflik dunia, ada jaminan bahwa Allah berkuasa dan campur tangan dalam urusan manusia.
Bagi umat percaya, ayat ini dapat menjadi pengingat akan janji-janji Allah tentang penghakiman atas musuh-musuh-Nya dan perlindungan bagi umat-Nya. Perintah kepada orang-orang Kedar untuk bangkit bisa diartikan secara simbolis sebagai panggilan untuk bertindak dalam kebenaran dan keadilan di dunia yang seringkali dipenuhi ketidakadilan. Allah dapat menggunakan siapapun, bahkan orang-orang yang tidak terduga, untuk menggenapi rencana-Nya dan membawa keadilan bagi umat-Nya.
Pada akhirnya, Yesaya 21:10, seperti banyak bagian Kitab Suci lainnya, menyoroti kuasa ilahi yang berdaulat atas semua bangsa dan kejadian. Ini adalah ayat yang mengingatkan kita untuk selalu menaruh iman dan harapan kita kepada Tuhan, sumber keadilan dan kedamaian sejati.