Ayat yang terdapat dalam Kitab Yesaya pasal 22, ayat 11 ini, memberikan sebuah pengingat yang mendalam tentang cara pandang umat Tuhan terhadap sumber pertolongan dan perlindungan. Di tengah situasi yang penuh tekanan, bahkan ketika menghadapi ancaman dari luar maupun masalah internal, seringkali kecenderungan manusia adalah mencari solusi dan keamanan pada apa yang terlihat dan dapat mereka kuasai sendiri. Ayat ini secara spesifik menggambarkan tindakan bangsa Israel yang, dalam menghadapi ancaman, justru mengandalkan usaha manusiawi mereka untuk mengamankan diri, tanpa menyadari atau mengakui peran Tuhan yang sesungguhnya.
Deskripsi tentang "membuat wadah di antara kedua tembok" menyiratkan upaya cerdas dan terencana untuk menciptakan sistem penampungan air, mungkin untuk keperluan pertahanan atau kelangsungan hidup. Ini adalah tindakan yang logis, praktis, dan memanfaatkan sumber daya yang ada. Namun, celanya terletak pada frasa selanjutnya: "kamu tidak memandang kepada Yang membuat itu, dan tidak melihat kepada-Nya yang telah merancangkannya sejak dahulu kala." Inilah inti permasalahannya. Solusi dan keamanan yang mereka bangun dengan susah payah, sesungguhnya hanya merupakan bagian kecil dari rencana besar Tuhan.
Mengapa Kita Cenderung Melupakan Tuhan?
Ada beberapa alasan mengapa umat Tuhan, seperti bangsa Israel dalam ayat ini, bisa sampai melupakan sumber kekuatan sejati mereka:
- Ketakutan yang Melumpuhkan: Ketika dihadapkan pada situasi yang menakutkan, insting pertama adalah bertahan hidup. Kekhawatiran akan kehilangan segalanya dapat membuat kita mengalihkan fokus dari yang ilahi ke yang duniawi.
- Kemudahan dan Kemampuan Sendiri: Ketika kita memiliki kemampuan atau sumber daya yang memadai, kita cenderung merasa aman dengan apa yang bisa kita capai sendiri. Keberhasilan-keberhasilan kecil bisa menumbuhkan kesombongan dan ketergantungan pada diri sendiri.
- Kurangnya Pengenalan akan Tuhan: Jika hubungan kita dengan Tuhan tidak kuat, jika kita tidak secara aktif mengenal karakter dan janji-janji-Nya, maka ketika kesulitan datang, kita tidak memiliki dasar yang kokoh untuk bersandar.
- Fokus pada Jangka Pendek: Manusia seringkali lebih peduli pada solusi instan dan jangka pendek. Tuhan merancang rencana-Nya dalam jangka panjang, yang mungkin tidak selalu terlihat jelas atau memberikan hasil segera.
Pelajaran untuk Kita Saat Ini
Yesaya 22:11 mengajarkan kita untuk senantiasa menjaga perspektif ilahi. Di tengah kesibukan dunia dan berbagai tantangan hidup, marilah kita terus mengingatkan diri sendiri untuk memandang kepada Tuhan. Dia bukan hanya pembuat dari segala sesuatu, tetapi juga Dia yang telah merancangkannya sejak kekal. Keamanan sejati dan solusi yang bertahan lama tidak datang dari usaha manusia semata, melainkan dari penyerahan diri kepada Sang Perancang Agung.
Ketika kita menghadapi kesulitan, pertimbangkanlah ini:
- Apakah kita mencari solusi pertama pada kekuatan kita sendiri atau pada doa dan bimbingan Tuhan?
- Apakah kita menghargai berkat-berkat kecil sebagai anugerah Tuhan atau sekadar hasil kerja keras kita?
- Sudahkah kita benar-benar mengenal rencana Tuhan yang lebih besar di balik setiap situasi yang kita hadapi?