"Kami menjadi mengandung, kami mengerang, tetapi kami seperti akan melahirkan angin. Kami tidak membuat penyelamatan bagi bumi, dan penduduk dunia tidak lahir."
Ayat Yesaya 26:18 ini sering kali terasa menggugah dan sedikit membingungkan pada pembacaan pertama. Di tengah narasi tentang pemulihan dan kemenangan Allah yang dibahas dalam pasal ini, muncul ungkapan yang menggambarkan perjuangan, penderitaan, dan seolah ketiadaan hasil yang nyata. Namun, dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang konteks kitab Yesaya dan sifat pekerjaan penebusan Allah, ayat ini justru menyoroti sebuah kebenaran yang fundamental mengenai harapan yang teguh.
Ketika Nabi Yesaya menuliskan kata-kata ini, ia kemungkinan besar sedang menggambarkan situasi umat Allah yang sedang tertindas, menghadapi kesulitan yang luar biasa. Mereka telah berjuang, berdoa, dan merindukan pembebasan dari musuh-musuh mereka. Ada pergumulan batin yang hebat, seperti rasa sakit menjelang kelahiran, tetapi hasil yang diharapkan belum juga tampak. Ungkapan "seperti akan melahirkan angin" menyiratkan usaha yang keras namun sia-sia, sebuah kepedihan yang mendalam karena pemulihan yang dinantikan belum terwujud sepenuhnya. Ini adalah gambaran nyata tentang bagaimana iman terkadang diuji di tengah cobaan yang berat, ketika segala upaya terasa tidak membuahkan hasil yang diharapkan.
Namun, penting untuk membaca ayat ini dalam kerangka besar janji-janji Allah. Kitab Yesaya, secara keseluruhan, melintasi periode penderitaan menuju pemulihan dan kedatangan Mesias. Pasal 26 secara spesifik berbicara tentang kota Allah yang aman dan pemulihan umat-Nya. Ayat 18 ini muncul di antara ayat-ayat yang berbicara tentang tegak berdirinya kota-Nya yang kokoh (ayat 15) dan janji pemulihan serta kebangkitan orang mati (ayat 19). Dalam perspektif ini, perjuangan yang digambarkan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah periode transisi yang menyakitkan sebelum kedatangan kelepasan yang sesungguhnya.
Konteks ini mengajarkan kita bahwa pekerjaan Allah terkadang tidak terlihat secara instan. Seperti proses kelahiran, ada masa mengandung dan penderitaan yang diperlukan sebelum kehidupan baru dapat muncul. Upaya yang terasa seperti "melahirkan angin" bisa jadi adalah masa-masa di mana Allah sedang mempersiapkan sesuatu yang lebih besar, sebuah pekerjaan penebusan yang akan membawa keselamatan bukan hanya bagi bumi Israel pada masa itu, tetapi juga bagi seluruh dunia melalui kedatangan Kristus. Penyelamatan yang disebutkan dalam ayat ini bukan sekadar kelepasan politik atau fisik semata, melainkan keselamatan spiritual yang lebih mendalam.
Bagi kita hari ini, Yesaya 26:18 mengingatkan bahwa iman bukanlah tentang ketiadaan badai, tetapi tentang memiliki harapan yang teguh di tengah badai. Ini adalah pengingat bahwa Allah bekerja bahkan ketika kita tidak melihatnya. Periode kesulitan, pergumulan, dan penantian yang panjang bisa jadi adalah persiapan ilahi untuk terbitnya fajar baru, sebuah kelahiran baru yang akan membawa dampak abadi. Keberadaan kita di dunia ini, meskipun terkadang penuh dengan kepedihan, adalah bagian dari rencana besar Allah untuk membawa penyelamatan dan kehidupan baru yang sesungguhnya. Mari kita pegang erat janji-janji-Nya, karena di balik setiap penderitaan yang terasa sia-sia, Allah sedang bekerja untuk membawa pemulihan yang kekal. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang harapan yang ditawarkan dalam kitab Yesaya.