Ayat Yesaya 3:13 adalah pernyataan yang kuat dan menegangkan mengenai otoritas dan tujuan Tuhan. Di tengah gambaran kekacauan dan dosa yang mungkin terjadi di Yehuda pada masa itu, nabi Yesaya diingatkan untuk menyampaikan pesan bahwa Tuhan tidak tinggal diam. Frasa "TUHAN bangkit untuk menghukum" bukanlah gambaran Tuhan yang dipicu oleh emosi sesaat, melainkan sebuah kebenaran teologis yang mendalam tentang sifat-Nya yang adil. Keadilan ilahi adalah atribut fundamental dari karakter Tuhan, yang berarti bahwa Ia tidak akan membiarkan ketidakadilan, kejahatan, atau dosa berlalu begitu saja.
Ketika Tuhan "berdiri untuk mengadili bangsa-bangsa," ini menunjukkan bahwa tidak ada satu pun entitas, baik individu maupun kolektif, yang luput dari perhatian dan penghakiman-Nya. Pengadilan ini mencakup tidak hanya bangsa-bangsa lain yang mungkin telah menindas umat-Nya, tetapi juga umat-Nya sendiri. Israel dan Yehuda, meskipun dipilih Tuhan, tetap bertanggung jawab atas perilaku mereka. Firman Tuhan melalui Yesaya berfungsi sebagai peringatan keras agar mereka kembali kepada jalan yang benar, sebelum penghakiman yang lebih berat menimpa mereka.
Penting untuk memahami bahwa penghukuman Tuhan bukanlah sekadar tindakan pembalasan yang kejam. Sebaliknya, penghukuman-Nya sering kali bersifat korektif dan restoratif. Tujuannya adalah untuk membawa kesadaran, pertobatan, dan pemulihan. Ketika Tuhan menghukum, Ia menyingkapkan kebenaran dan membawa terang ke dalam kegelapan dosa. Ia ingin umat-Nya mengenali kesalahan mereka, meninggalkan kebiasaan yang merusak, dan kembali pada hubungan yang benar dengan-Nya.
Dalam konteks Yesaya 3, ayat ini kemungkinan besar merujuk pada hukuman yang akan datang atas kebejatan moral dan spiritual bangsa Yehuda. Para pemimpinnya telah korup, rakyatnya menyembah berhala, dan ketidakadilan merajalela. Tuhan, dalam kedaulatan-Nya, akan bangkit untuk menegakkan keadilan-Nya, baik melalui ancaman serangan bangsa asing maupun melalui konsekuensi spiritual dari tindakan mereka sendiri. Ayat ini mengingatkan kita bahwa keadilan adalah bagian tak terpisahkan dari pemerintahan Tuhan atas seluruh ciptaan. Semua akan dimintai pertanggungjawaban, dan kedaulatan Tuhan atas segala sesuatu tidak dapat diganggu gugat.