Yesaya 3:3

"Yakni pemimpin, orang terpandang, penasihat, orang yang ahli dalam pertukangan, dan orang yang mahir dalam ilmu gaib."

RAJA Ilmu Seni

Ayat dari Kitab Yesaya pasal 3 ayat 3 ini memberikan gambaran mengenai berbagai elemen penting dalam sebuah tatanan masyarakat yang sehat dan berfungsi baik. Ayat ini secara spesifik menyebutkan beberapa peran krusial: "pemimpin, orang terpandang, penasihat, orang yang ahli dalam pertukangan, dan orang yang mahir dalam ilmu gaib." Perikop ini sebenarnya merupakan bagian dari peringatan Allah kepada umat-Nya, menunjukkan konsekuensi dari kejatuhan moral dan kesetiaan yang luntur. Namun, terlepas dari konteks peringatan tersebut, daftar peran ini sendiri memiliki makna universal tentang apa yang menopang sebuah peradaban.

Mari kita telaah satu per satu. "Pemimpin" adalah mereka yang memegang kendali dan mengarahkan jalannya masyarakat. Tanpa kepemimpinan yang baik, sebuah komunitas akan kehilangan arah dan rentan terhadap kekacauan. "Orang terpandang" menyiratkan mereka yang memiliki reputasi baik, dihormati, dan mungkin memiliki pengaruh moral atau sosial yang kuat. Mereka adalah teladan dan jangkar nilai-nilai. "Penasihat" adalah individu yang memiliki kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pandangan yang jernih serta saran yang membangun, baik bagi pemimpin maupun masyarakat luas.

Selanjutnya, ayat ini juga menyebutkan "orang yang ahli dalam pertukangan." Ini adalah representasi dari kaum pekerja dan para profesional yang membangun infrastruktur dan memenuhi kebutuhan fisik masyarakat. Keahlian teknis dan kemampuan untuk menciptakan serta memperbaiki sangat vital bagi kelangsungan hidup dan kemajuan materiil sebuah bangsa. Tanpa keahlian ini, bangunan tidak akan berdiri, alat tidak akan berfungsi, dan kemudahan hidup akan sulit tercapai. Inilah esensi dari yesaya 3 3 yang juga menyoroti aspek praktis kehidupan.

Terakhir, disebut "orang yang mahir dalam ilmu gaib." Dalam konteks Yesaya, ini bisa merujuk pada praktik-praktik yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Namun, jika kita melihatnya secara lebih luas dan mencoba memisahkannya dari konteks teologis spesifik ini, "kemahiran dalam ilmu gaib" dapat diinterpretasikan sebagai penguasaan terhadap hal-hal yang misterius, tersembunyi, atau memerlukan pemahaman mendalam yang tidak umum. Ini bisa mencakup bidang-bidang seperti filsafat mendalam, seni yang kompleks, atau bahkan pemahaman tentang alam semesta yang melampaui pengetahuan biasa. Akan tetapi, sangat penting untuk diingat bahwa dalam teks aslinya, ayat ini menekankan adanya penyimpangan dari jalan yang benar.

Inti dari yesaya 3 3 adalah pengakuan bahwa sebuah masyarakat yang berfungsi membutuhkan keberagaman keahlian dan peran. Dari kepemimpinan hingga pekerjaan tangan, dari nasihat bijak hingga penguasaan atas bidang-bidang tertentu, semuanya memiliki tempatnya. Namun, ayat ini juga membawa peringatan tersendiri: ketika elemen-elemen ini tidak lagi menjalankan fungsinya dengan benar atau bahkan disalahgunakan, maka kehancuranlah yang akan menanti. Keseimbangan dan integritas dalam setiap peran adalah kunci untuk kemakmuran dan keberlangsungan sebuah tatanan.