"Dengarlah, hai kalian yang jauh, dengarkanlah aku, hai kalian yang dekat! Akulah yang memadamkan api murka-Ku."
Ayat dari Kitab Yesaya 33:13 ini adalah sebuah seruan yang kuat dan mendesak. Firman Tuhan memanggil kepada semua orang, baik yang jauh maupun yang dekat, untuk memberikan perhatian penuh. Ini bukan sekadar panggilan untuk mendengar secara fisik, tetapi lebih kepada panggilan untuk mendengarkan dengan hati, dengan kesadaran rohani, dan dengan kesediaan untuk bertindak. Tuhan memanggil agar umat-Nya memahami pesan-Nya, terutama dalam konteks peringatan dan janji yang terkandung di dalamnya.
Seruan "Dengarlah" berulang kali muncul dalam Alkitab, menandakan betapa pentingnya ketaatan dan respons terhadap kehendak Tuhan. Dalam ayat ini, Tuhan secara spesifik menyatakan bahwa Dia adalah "yang memadamkan api murka-Ku." Pernyataan ini sungguh luar biasa. Ia menunjukkan bahwa murka Tuhan adalah sesuatu yang nyata, tetapi pada saat yang sama, Ia memiliki kuasa dan keinginan untuk mengendalikannya, bahkan memadamkannya. Ini bisa merujuk pada murka yang akan datang atas ketidaktaatan, atau bahkan murka atas dosa-dosa umat-Nya yang kemudian Ia padamkan melalui pengampunan dan pemulihan.
Konteks sejarah dari Kitab Yesaya sering kali berhubungan dengan bangsa Israel yang menghadapi ancaman dari bangsa-bangsa lain, serta peringatan tentang hukuman ilahi akibat dosa-dosa mereka. Namun, di tengah peringatan, selalu ada janji pemulihan dan berkat bagi mereka yang mau mendengarkan dan bertobat. Panggilan untuk "mendengarkan" adalah undangan untuk merenungkan konsekuensi dari tindakan, baik itu keputusan yang membawa bencana maupun pilihan yang mengarah pada keselamatan.
Frasa "hai kalian yang jauh" dan "hai kalian yang dekat" mencakup seluruh jangkauan umat Tuhan. Tidak ada yang terluar dari perhatian-Nya. Baik mereka yang hidup dalam keadaan terasing atau mereka yang merasa dekat secara spiritual, semua dipanggil untuk mendengar. Ini adalah gambaran universal dari kasih dan keadilan Tuhan yang menjangkau semua orang. Bagi mereka yang jauh, ini adalah panggilan untuk mendekat. Bagi mereka yang dekat, ini adalah panggilan untuk tetap setia dan waspada.
Penekanan pada pemadaman api murka Tuhan adalah janji yang menghibur. Ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak ingin menghancurkan selamanya. Meskipun murka-Nya adalah api yang menghanguskan bagi kejahatan, kasih karunia-Nya memungkinkan pemadaman murka tersebut melalui penebusan dan pengampunan. Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan sifat Allah yang Maha Kuasa, namun juga penuh belas kasihan. Ketaatan untuk mendengarkan pesan-Nya adalah langkah pertama untuk mengalami pembebasan dari penghukuman dan merasakan kedamaian yang hanya bisa diberikan oleh-Nya.
Dalam kehidupan modern, seruan ini tetap relevan. Kita terus-menerus dibombardir oleh informasi, tetapi sering kali kita kehilangan kemampuan untuk mendengarkan kebenaran yang sejati. Yesaya 33:13 mengingatkan kita untuk berhenti sejenak, memberikan telinga dan hati kita kepada suara Tuhan, yang berbicara melalui Firman-Nya dan Roh Kudus. Dengan mendengarkan-Nya, kita dapat menemukan jalan keluar dari kekacauan duniawi dan mengalami kedamaian sejati yang memadamkan api kekhawatiran dan kecemasan hidup.