"Sebab TUHANlah Hakim kita, TUHANlah pembuat hukumnya, TUHANlah Raja kita; Dialah yang menyelamatkan kita."
Ayat Yesaya 33:23 merupakan sebuah janji pengharapan yang luar biasa di tengah masa-masa sulit dan kegelapan. Dalam konteksnya, nabi Yesaya sedang berbicara mengenai penghakiman yang akan datang atas bangsa-bangsa yang menindas umat Tuhan, serta pemulihan dan keselamatan yang akan dialami oleh Israel. Ayat ini menekankan otoritas tertinggi Tuhan sebagai hakim, pembuat hukum, dan raja. Ketiga gelar ini menunjukkan kekuasaan dan kendali-Nya yang mutlak atas segala sesuatu.
Ketika kita menghadapi tantangan hidup, seringkali kita merasa cemas dan tidak berdaya. Badai kehidupan bisa datang dalam berbagai bentuk: masalah finansial, penyakit, kegagalan, atau bahkan penderitaan pribadi yang mendalam. Dalam situasi seperti ini, sangatlah wajar untuk mencari pegangan, untuk menemukan sumber kekuatan dan penghiburan. Ayat Yesaya 33:23 menawarkan jangkar yang kokoh: Tuhan Sendiri.
Tuhan sebagai Hakim berarti bahwa Dia adalah pemegang keadilan tertinggi. Tidak ada ketidakadilan yang akan luput dari pandangan-Nya. Dia akan bertindak dengan kebenaran dan kesetiaan. Ini memberikan keyakinan bahwa meskipun kita mungkin mengalami kesulitan saat ini, pada akhirnya keadilan akan ditegakkan. Dia tidak akan membiarkan kejahatan menang selamanya.
Selanjutnya, Tuhan sebagai pembuat hukum menunjukkan bahwa Dia adalah sumber dari segala tatanan moral dan spiritual. Hukum-Nya adalah sempurna dan dirancang untuk kebaikan kita. Ketika kita hidup sesuai dengan kehendak-Nya, kita bergerak dalam harmoni dengan ciptaan dan rencana-Nya. Bahkan ketika hukum manusia terkadang cacat atau timpang, hukum Tuhan adalah pilar kebenaran yang tak tergoyahkan.
Dan yang paling menguatkan adalah, Tuhan adalah Raja kita. Ini berarti Dia berdaulat atas hidup kita. Dia memiliki hak untuk memerintah dan membimbing kita. Kekuasaan-Nya bukan hanya teoritis, tetapi juga praktis. Dia tidak hanya duduk di takhta-Nya, tetapi Dia juga bertindak. Ayat ini secara khusus menegaskan bahwa "Dialah yang menyelamatkan kita." Ini adalah inti dari pengharapan yang ditawarkan.
Dalam kesulitan, mengetahui bahwa Tuhan adalah Raja kita yang menyelamatkan memberikan kedamaian yang mendalam. Dia tidak hanya melihat penderitaan kita, tetapi Dia aktif bekerja untuk membebaskan kita. Penyelamatan ini tidak selalu berarti terhindar dari masalah seketika, tetapi seringkali berarti kekuatan untuk menghadapinya, kemenangan atas dosa dan maut melalui Kristus, dan janji kehidupan kekal. Kepercayaan kepada Tuhan sebagai Raja yang menyelamatkan memungkinkan kita untuk menghadapi badai dengan keberanian, mengetahui bahwa Dia memegang kendali dan masa depan kita aman di dalam tangan-Nya.
Oleh karena itu, ketika badai kehidupan menerpa, ingatlah perkataan nabi Yesaya. Pandanglah kepada Tuhan, Sang Hakim, pembuat hukum, dan Raja yang menyelamatkan. Dalam Dia, kita menemukan perlindungan, keadilan, dan harapan yang abadi.