Yesaya 36:18

"Janganlah hendaknya Hizkia memperdayakan kamu dengan mengatakan: TUHAN pasti akan menyelamatkan kita! Raja Asyur ini tidak akan menyerahkan Yehuda ke dalam tangan tuannya. Janganlah kamu mendengarkan perkataan jubir raja Asyur itu, karena apa yang dikatakannya hanyalah tipu muslihat."

Simbol Peringatan dan Kebenaran Sebuah perisai melindungi sebuah api yang menyala terang, melambangkan perlindungan ilahi di tengah ancaman dan kebohongan. WASPADALAH TERHADAP KEBOHONGAN

Konteks dan Makna

Ayat ini berasal dari Kitab Yesaya pasal 36, yang menceritakan tentang serbuan Sanherib, raja Asyur, ke wilayah Yehuda. Dalam upayanya untuk membuat Yerusalem menyerah tanpa perlawanan, utusan-utusan Sanherib, termasuk juru bicara yang dikenal sebagai Rabshakeh, menyampaikan pesan-pesan yang penuh ancaman dan tipu daya kepada para pemimpin dan penduduk Yerusalem. Pesan ini disampaikan secara langsung, dengan tujuan menimbulkan ketakutan dan keputusasaan.

Secara spesifik, ayat ini adalah peringatan dari Hizkia, raja Yehuda, kepada rakyatnya. Hizkia sadar betul bahwa musuh mereka, Sanherib, bukanlah lawan yang mudah. Sanherib memiliki pasukan yang sangat besar dan berpengalaman, serta telah menaklukkan banyak kerajaan lain sebelumnya. Utusan-utusan Sanherib menggunakan taktik psikologis yang canggih. Mereka mencoba meruntuhkan kepercayaan diri bangsa Yehuda dengan meremehkan kekuatan Tuhan mereka sendiri dan membesarkan kebesaran serta kekuatan Asyur.

Pesan Sanherib yang disebarkan melalui jubirnya, seperti yang tertulis di ayat-ayat sebelumnya (Yesaya 36:4-20), adalah serangkaian klaim menyesatkan. Mereka mengklaim bahwa Asyur adalah kekuatan yang tidak tertandingi, bahwa para dewa bangsa-bangsa lain tidak mampu melindungi mereka dari Asyur, dan bahwa TUHAN sendiri telah mengutus Sanherib untuk menghancurkan tanah itu. Ini adalah propaganda yang dirancang untuk membuat bangsa Yehuda merasa bahwa harapan mereka sia-sia dan satu-satunya pilihan yang rasional adalah menyerah.

Dalam konteks ini, Hizkia mengingatkan rakyatnya untuk tidak tertipu oleh kata-kata manis dan ancaman kosong dari Sanherib. Ia menekankan bahwa TUHAN adalah sumber perlindungan yang sejati, bukan raja Asyur. Hizkia ingin memastikan bahwa rakyatnya tidak kehilangan iman mereka pada saat kritis. Peringatan ini sangat penting karena iman yang goyah bisa membawa pada keputusan yang gegabah dan bencana yang lebih besar. Hizkia mempromosikan ketahanan spiritual dan keteguhan iman di hadapan tekanan luar biasa.

Ayat ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kebijaksanaan dalam menghadapi manipulasi dan propaganda. Di dunia yang penuh dengan informasi yang belum tentu benar, kita perlu membedakan antara kebenaran dan kebohongan, serta mengandalkan sumber kebenaran yang kokoh, yaitu firman Tuhan. Sama seperti bangsa Yehuda menghadapi ancaman fisik dan psikologis dari Asyur, kita pun dapat menghadapi berbagai bentuk tekanan dan informasi menyesatkan yang menguji iman dan kepercayaan kita. Penting untuk tidak terpengaruh oleh janji-janji kosong atau ketakutan yang dibuat-buat, melainkan berpegang teguh pada kebenaran dan harapan yang diberikan oleh Tuhan.