"Ya TUHAN, Allah kami, selamatkanlah kami dari tangannya, supaya segala kerajaan dunia tahu, bahwa Engkaulah, ya TUHAN, Allah kami semata-mata."
Doa Hizkia yang tercatat dalam Yesaya 37:20 adalah ungkapan iman yang mendalam di tengah ancaman kehancuran yang nyata. Kerajaan Asyur, di bawah pimpinan Sanherib, telah menguasai banyak bangsa dan kini mengancam Yerusalem, kota suci umat Tuhan. Di hadapan tentara yang luar biasa kuat dan raja yang sombong, Hizkia tidak berserah pada keputusasaan. Sebaliknya, ia membawa pergumulan itu kepada Tuhan dalam doa yang penuh kerendahan hati namun juga ketegasan.
Inti dari doa ini adalah pengakuan atas kedaulatan mutlak Tuhan. Hizkia tidak meminta Tuhan untuk membantunya mengalahkan Asyur semata-mata demi kelangsungan hidup Yehuda. Permohonan utamanya adalah agar "segala kerajaan dunia tahu, bahwa Engkaulah, ya TUHAN, Allah kami semata-mata." Ini menunjukkan bahwa bagi Hizkia, pertempuran ini bukan hanya tentang perang fisik, tetapi juga tentang penegakan nama dan kuasa Tuhan di mata bangsa-bangsa lain. Ada kebanggaan ilahi yang dipertaruhkan, dan Hizkia ingin Tuhan membela kehormatan-Nya sendiri.
Ayat ini mengingatkan kita bahwa dalam setiap situasi sulit, terlebih dalam menghadapi tantangan yang tampaknya mustahil, kita dipanggil untuk berseru kepada Tuhan. Doa kita seharusnya tidak hanya berfokus pada solusi pribadi, tetapi juga pada kemuliaan nama Tuhan. Ketika kita berdoa agar kehendak-Nya terjadi, agar kasih-Nya dinyatakan, dan agar kuasa-Nya terlihat, kita sedang mengangkat permohonan yang sesuai dengan rencana ilahi.
Tuhan menjawab doa Hizkia dengan cara yang luar biasa. Malaikat TUHAN datang dan membinasakan seratus delapan puluh lima ribu orang dari perkemahan Asyur dalam satu malam. Sanherib sendiri terpaksa kembali ke Niniwe dalam kehinaan. Kelepasan ini memberikan ketenangan yang luar biasa bagi Yerusalem, dan yang lebih penting, menguatkan kesaksian tentang kebesaran Tuhan di mata dunia.
Dalam kehidupan kita, mungkin ada "Sanherib" yang mengancam – masalah keuangan, penyakit, keretakan dalam keluarga, atau kesulitan pekerjaan. Seringkali, masalah-masalah ini terasa begitu besar dan menakutkan, membuat kita merasa kecil dan tak berdaya. Namun, seperti Hizkia, kita memiliki akses kepada Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu. Kita dapat membawa setiap kekhawatiran kita kepada-Nya, bukan dengan ketakutan, tetapi dengan keyakinan bahwa Dia mendengarkan dan peduli.
Ayat Yesaya 37:20 bukan hanya catatan sejarah, tetapi sebuah janji dan panggilan bagi kita hari ini. Ia mengajarkan bahwa iman yang teguh, yang berani berseru kepada Tuhan bahkan ketika menghadapi kenyataan yang suram, akan mendatangkan pertolongan-Nya. Dan dalam pertolongan-Nya, bukan hanya kita yang dikuatkan, tetapi nama Tuhan juga dimuliakan. Biarlah doa kita senantiasa dipenuhi dengan kerinduan agar melalui hidup kita, dunia dapat mengenal siapa Tuhan Allah kita yang sebenarnya.