Yesaya 39:6 - Janji Penghakiman Terhadap Yehuda

"Sesungguhnya, akan datang waktunya segala yang ada di istanamu dan yang telah dikumpulkan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak ada yang akan ditinggalkan, firman TUHAN."
Babel Terbawa
Simbol perampasan dan pengasingan Yehuda ke Babel.

Nubuatan yang tercatat dalam Yesaya 39:6 merupakan sebuah penegasan yang kuat dari Tuhan mengenai nasib Kerajaan Yehuda. Ayat ini bukan sekadar ramalan, melainkan peringatan serius yang disampaikan melalui Nabi Yesaya kepada Raja Hizkia dan rakyatnya. Konteks ayat ini adalah kunjungan duta besar dari Babel yang membawa kabar tentang kesembuhan Hizkia dari penyakitnya yang mengancam jiwa. Sebagai respons atas kebaikan Tuhan, Hizkia justru menunjukkan semua kekayaan dan kemuliaan kerajaannya kepada para duta tersebut.

Tindakan Hizkia ini, meskipun mungkin didorong oleh rasa bangga atas berkat yang diterimanya, dipandang oleh Tuhan sebagai sebuah kesombongan dan ketidakbijaksanaan. Ia telah membuka pintu bagi musuh potensial untuk mengetahui kekuatan dan sumber daya Yehuda. Yesaya, sebagai penyampai pesan ilahi, diperintahkan untuk menyampaikan konsekuensi dari tindakan Hizkia. Pesan dalam Yesaya 39:6 secara spesifik menyatakan bahwa semua yang dimiliki Yehuda, warisan dari generasi sebelumnya hingga masa kini, pada akhirnya akan dibawa ke Babel. Ini mencakup harta benda, kekayaan, dan bahkan mungkin orang-orang terpandang.

Kata "segala yang ada di istanamu dan yang telah dikumpulkan oleh nenek moyangmu sampai hari ini" menunjukkan cakupan kehancuran yang sangat luas. Tidak ada yang akan luput dari serbuan dan perampasan yang akan datang. Frasa "Tidak ada yang akan ditinggalkan" menekankan finalitas dan keparahan hukuman ini. Ini adalah janji penghakiman yang tegas, sebuah peringatan keras bahwa kesombongan dan ketidaktaatan akan berujung pada kehancuran.

Nubuatan ini akhirnya tergenapi sekitar satu abad kemudian ketika Babel di bawah kekuasaan Nebukadnezar menyerbu Yerusalem. Istana kerajaan dijarah habis, Bait Suci dirampas, dan banyak penduduk Yehuda dibawa sebagai tawanan ke Babel. Peristiwa ini menandai salah satu periode paling kelam dalam sejarah Israel, sebuah masa pembuangan yang menguji iman dan ketahanan bangsa.

Pesan dalam Yesaya 39:6 mengajarkan kita tentang pentingnya kerendahan hati di hadapan Tuhan. Kebanggaan yang berlebihan dan pamer kekayaan dapat membawa pada kehancuran. Tuhan melihat segala sesuatu, dan setiap tindakan akan dimintai pertanggungjawaban. Ayat ini juga mengingatkan bahwa meskipun Tuhan menghukum, Ia tetap setia pada janji-Nya, dan melalui pembuangan ini, Ia juga membuka jalan bagi pemulihan dan kembali ke tanah perjanjian pada waktunya.