Ayat Yesaya 41:28 merupakan sebuah pernyataan tegas dari Tuhan yang menggambarkan kondisi umat-Nya, khususnya pada masa itu, dalam menghadapi situasi yang rumit dan penuh ketidakpastian. Tuhan menyatakan bahwa ketika Ia mencari, baik di antara umat-Nya maupun di antara para pemimpin atau penasihat mereka, tidak ada satu pun yang mampu memberikan jawaban atau solusi yang dapat diandalkan. Frasa "tidak ada seorang pun" dan "tidak ada seorang penasihat pun" menegaskan kekosongan kebijaksanaan dan kemampuan untuk memahami kehendak Ilahi atau memberikan arahan yang benar.
Dalam konteks sejarahnya, ayat ini seringkali dihubungkan dengan situasi Israel di bawah ancaman bangsa asing atau ketika mereka berada dalam perpecahan dan kebingungan rohani. Ketika Tuhan menantang mereka untuk menunjukkan siapa "penasihat" atau "peramal" mereka yang dapat memprediksi masa depan atau memberikan pengertian yang mendalam tentang rencana-Nya, tidak ada yang mampu tampil maju. Ini menunjukkan bahwa mereka telah berpaling dari sumber kebijaksanaan yang sejati, yaitu Tuhan sendiri.
Makna dari ayat ini melampaui konteks sejarahnya. Ia berbicara tentang pentingnya mencari sumber otoritas dan hikmat yang benar. Di tengah kompleksitas hidup modern, kita sering dihadapkan pada berbagai nasihat, informasi, dan opini. Namun, tidak semua nasihat itu berasal dari sumber yang memiliki pemahaman sejati dan kebenaran mutlak. Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak mengandalkan kebijaksanaan manusia semata, yang seringkali terbatas dan dapat menyesatkan, tetapi untuk senantiasa merujuk kepada Firman Tuhan dan meminta pimpinan-Nya.
Tuhan adalah sumber dari segala hikmat. Ketika Ia bertanya, "Siapa yang mengajukan nasihat?" Ia menyoroti bahwa tidak ada satu pun makhluk ciptaan yang memiliki kapasitas untuk menandingi pengetahuan dan rencana-Nya. Keinginan Tuhan adalah agar umat-Nya mencari Dia, bergantung pada-Nya, dan mengakui kedaulatan-Nya dalam segala aspek kehidupan. Kegagalan untuk menemukan "penasihat" dalam ayat ini adalah cerminan dari keterputusan umat dari sumber kebenaran mereka.
Oleh karena itu, Yesaya 41:28 menjadi panggilan untuk refleksi diri. Apakah kita sudah mencari hikmat dari sumber yang tepat? Apakah kita mengandalkan pemahaman kita sendiri atau hikmat duniawi, ataukah kita dengan rendah hati berserah kepada pimpinan Tuhan? Ayat ini mengingatkan kita bahwa dalam segala kesulitan dan ketidakpastian, hanya Tuhan yang memiliki jawaban dan rencana yang sempurna. Menemukan "penasihat" sejati berarti menemukan kembali hubungan yang intim dengan Pencipta kita, yang senantiasa siap memberikan bimbingan dan kekuatan.