Kabar Ilahi Penuh Harapan

Ilustrasi Visual Kebenaran Firman

Yesaya 48:7 - Firman Tuhan yang Baru dan Abadi

"Baru sekarang engkau mendengarnya, baru sekarang engkau mengetahuinya; sebelum ini Aku belum pernah memberitahukannya kepadamu, supaya jangan engkau berkata: Sesungguhnya aku sudah tahu itu."

Ayat dari Kitab Yesaya pasal 48, ayat 7, membawa pesan yang mendalam tentang cara Tuhan mengungkapkan kehendak-Nya kepada umat manusia. Dalam konteks aslinya, ayat ini menyoroti bagaimana Tuhan membedakan diri-Nya dari berhala-berhala yang disembah oleh bangsa-bangsa di sekeliling Israel. Berhala tidak dapat meramal masa depan atau menyatakan rencana-rencana yang akan datang, sementara Tuhan Israel adalah Tuhan yang berdaulat dan transparan dalam menyatakan jalan-Nya.

Penting untuk dicatat bahwa Tuhan memilih untuk memperkenalkan firman-Nya pada waktu yang tepat. Pernyataan "Baru sekarang engkau mendengarnya, baru sekarang engkau mengetahuinya" menunjukkan adanya kurun waktu di mana pengetahuan tersebut belum diberikan. Ini bukan berarti Tuhan lalai, melainkan menunjukkan hikmat ilahi dalam penyampaian wahyu-Nya. Tujuannya sangat jelas: agar umat-Nya tidak merasa memiliki pemahaman yang sudah ada sebelumnya, yang bisa menutupi kerendahan hati dan ketergantungan mereka kepada Tuhan. Ini adalah sebuah undangan untuk menerima kebenaran sebagai anugerah yang segar, bukan sebagai sesuatu yang sudah lazim atau terabaikan.

Dalam konteks kekristenan, firman Tuhan yang dinyatakan melalui Yesus Kristus dan kemudian melalui Roh Kudus kepada para rasul, dapat dilihat sebagai pemenuhan dan pendalaman dari apa yang dinyatakan dalam Perjanjian Lama. Yesus sendiri sering berkata, "Aku berkata kepadamu..." yang menandakan pengajaran baru dan otoritatif. Kebenaran ilahi yang diungkapkan senantiasa baru dan relevan bagi setiap generasi. Keinginan Tuhan adalah agar kita senantiasa dalam sikap menerima yang rendah hati, siap untuk belajar dan memahami kebenaran-Nya yang abadi.

Ayat ini juga menggarisbawahi sifat Tuhan yang aktif dalam berkomunikasi. Dia bukan Tuhan yang diam atau acuh tak acuh. Sebaliknya, Dia berinisiatif untuk berbicara, mendidik, dan membimbing umat-Nya. Pengetahuan yang kita miliki tentang Tuhan dan rencana-Nya bukanlah hasil dari penemuan manusia semata, tetapi sebuah pemberian yang datang dari Sumber yang Maha Tahu. Dengan menerima firman Tuhan secara baru setiap saat, kita membuka hati untuk mengalami pembaruan rohani dan pertumbuhan iman yang berkelanjutan.

Oleh karena itu, Yesaya 48:7 mengajarkan kita untuk menjaga sikap hati yang selalu haus akan firman Tuhan. Ini berarti kita harus terus-menerus kembali kepada Kitab Suci, berdoa memohon hikmat dan pemahaman dari Roh Kudus, serta menanti-nantikan pencerahan dari Tuhan. Dengan demikian, kita tidak akan pernah merasa telah mengetahui segalanya, melainkan akan selalu merasa diperbaharui oleh kebenaran yang hidup dari firman-Nya, yang terus membawa kita lebih dekat kepada-Nya. Kebenaran ini bukan sekadar pengetahuan teoritis, tetapi sebuah kekuatan transformatif yang menuntun langkah hidup kita.

Menerima Firman Tuhan sebagai anugerah yang baru setiap hari membawa kehidupan dan hikmat yang tak ternilai.