“Oleh karena nama-Ku Aku menahan murka-Ku, dan karena pujian-Ku Aku mengendalikan diri bagimu, agar jangan Kautumpas.”
Simbol Penjagaan dan Keselamatan
Firman Tuhan dalam Yesaya 48:9 adalah sebuah pernyataan ilahi yang begitu mendalam tentang karakter dan kesetiaan-Nya kepada umat manusia. Ayat ini mengungkapkan bahwa Tuhan, dalam kemuliaan dan kehendak-Nya, secara aktif menahan murka-Nya dan mengendalikan diri-Nya demi kebaikan kita. Ini bukanlah tanda kelemahan, melainkan manifestasi dari kasih dan belas kasihan-Nya yang tak terhingga.
Kasih yang Mencegah Murka
Kata kunci dalam ayat ini adalah "nama-Ku" dan "pujian-Ku". Tuhan bertindak bukan karena kita layak, tetapi karena karakter-Nya sendiri. Nama-Nya identik dengan kesetiaan, keadilan, dan kasih. Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya sendiri. Ketika Dia mengatakan bahwa Dia menahan murka-Nya demi nama-Nya, itu berarti Dia berpegang teguh pada janji-janji-Nya dan sifat-Nya yang mulia. Pujian-Nya juga mencakup pengakuan atas kebesaran-Nya dan perbuatan-Nya yang ajaib. Dia ingin umat-Nya memuji Dia, dan untuk itu, Dia memberikan kesempatan.
Bayangkan sebuah situasi di mana seseorang telah melakukan kesalahan berulang kali. Sesuai dengan keadilan, ia pantas menerima konsekuensi dari perbuatannya. Namun, dalam konteks ayat ini, Tuhan memilih untuk tidak menghukum umat-Nya secara langsung dan tuntas, meskipun mereka layak menerimanya. Dia memberikan ruang bagi pertobatan dan perubahan. Ini adalah tindakan kasih yang luar biasa, yang melampaui pemahaman manusia.
Keselamatan dari Kehancuran
Kalimat "agar jangan Kautumpas" menegaskan betapa seriusnya murka Tuhan yang dapat membinasakan. Jika Tuhan tidak menahan murka-Nya, kehancuran akan menjadi hasil yang tak terhindarkan bagi mereka yang memberontak. Namun, justru karena belas kasihan-Nya, Dia mencegah kehancuran total tersebut. Ini mengingatkan kita akan betapa rapuhnya keberadaan kita tanpa campur tangan ilahi.
Yesaya 48:9 juga dapat dilihat sebagai gambaran dari karya penebusan Kristus. Melalui pengorbanan-Nya, kemarahan Allah atas dosa-dosa manusia telah ditanggung. Ini memungkinkan manusia untuk mendapatkan pengampunan dan diselamatkan dari kehancuran kekal. Kesetiaan Tuhan pada janji keselamatan-Nya melalui Kristus adalah bukti tertinggi dari kesabaran dan kasih-Nya yang tak tergoyahkan.
Implikasi untuk Kehidupan Kita
Firman ini seharusnya menjadi sumber penghiburan dan dorongan yang besar bagi kita. Mengetahui bahwa Tuhan memiliki kesabaran yang luar biasa dan lebih memilih untuk menunjukkan belas kasihan daripada murka memberikan kita harapan. Ini juga menjadi panggilan untuk merespons kasih dan kesabaran Tuhan dengan hati yang bersyukur dan keinginan untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Ketika kita menghadapi kesulitan atau merasa jauh dari Tuhan, ingatlah Yesaya 48:9. Ingatlah bahwa Tuhan tidak cepat-cepat menghukum, melainkan terus memberikan kesempatan. Mari kita gunakan kesempatan ini untuk mendekatkan diri kepada-Nya, memuji nama-Nya, dan hidup dalam kesadaran akan kesetiaan-Nya yang tak pernah berubah. Kesetiaan-Nya adalah jangkar bagi jiwa kita, kokoh di tengah badai kehidupan.