Yesaya 59:5

Mereka mengerami telur ular beludak dan menenun sarang laba-laba; siapa yang makan telur mereka akan mati, dan kalau diremas, keluarlah seekor ular beludak.

Simbol telur ular dan sarang laba-laba

Makna Ayat dan Konteksnya

Ayat Yesaya 59:5 menyajikan gambaran yang kuat dan peringatan keras tentang kebejatan moral dan spiritual yang merajalela. Perumpamaan tentang "mengerami telur ular beludak" dan "menenun sarang laba-laba" bukanlah sekadar metafora kosmetik, melainkan ilustrasi mendalam tentang sifat kejahatan itu sendiri: licik, berbahaya, dan berujung pada kehancuran. Ular beludak dikenal dengan bisa mematikannya, sementara sarang laba-laba, meskipun tampak rapuh, bisa menjebak mangsanya. Keduanya melambangkan jebakan dan bahaya yang timbul dari tindakan dosa dan ketidakbenaran.

Dalam konteks yang lebih luas di pasal Yesaya 59, ayat ini datang setelah serangkaian tuduhan terhadap umat Israel karena dosa-dosa mereka. Nabi Yesaya memaparkan bahwa dosa-dosa mereka telah memisahkan mereka dari Allah, sehingga doa-doa mereka tidak dijawab dan pertolongan-Nya terasa jauh. Tindakan-tindakan yang digambarkan dalam ayat 5 ini mencerminkan buah dari hati yang telah berpaling dari kebenaran dan bersekutu dengan kejahatan. Ketidakadilan, kebohongan, dan kekerasan menjadi "telur" dan "sarang" yang mereka ciptakan, yang pada akhirnya membawa kematian rohani dan pemisahan dari sumber kehidupan.

Penting untuk memperhatikan bagaimana ayat ini menekankan dampak dari perbuatan jahat. Frasa "siapa yang makan telur mereka akan mati, dan kalau diremas, keluarlah seekor ular beludak" secara gamblang menunjukkan bahwa kejahatan, sekecil apapun kelihatannya pada awalnya (telur), akan tumbuh dan berkembang menjadi sesuatu yang mematikan. Bahkan upaya untuk menyingkirkan atau "meremas" kejahatan itu sendiri bisa memicu bahaya yang lebih besar jika tidak ditangani dengan benar, seperti halnya dari telur ular beludak yang menetas menjadi ular dewasa. Ini adalah peringatan agar tidak mentolerir sekecil apapun benih dosa dalam kehidupan.

Di tengah gambaran yang suram ini, kita diingatkan akan pentingnya hidup dalam kebenaran dan kekudusan. Ayat ini, meskipun keras, juga berfungsi sebagai panggilan untuk pertobatan dan pemulihan hubungan dengan Allah. Keinginan Allah adalah agar umat-Nya melepaskan diri dari jebakan dosa dan kembali kepada jalan-Nya yang penuh berkat. Pesan ini tetap relevan hingga kini, mengingatkan setiap individu untuk mewaspadai godaan kejahatan, yang seringkali terselubung dan berujung pada konsekuensi yang menghancurkan. Mengenali sifat licik kejahatan adalah langkah pertama untuk menolaknya dan mencari perlindungan dalam kasih dan kuasa Allah. Keyword Yesaya 59 5 mengingatkan kita akan bahaya ini, namun juga harapan akan pemulihan melalui Allah.