Yesaya 62:7

"dan janganlah kamu memberi Dia kelepasan, sebelum Ia meneguhkan dan sebelum Ia menjadikan Yerusalem sebagai puji-pujian di bumi."
Shalom

Ayat Yesaya 62:7 adalah sebuah janji kenabian yang kuat dan menggugah dari kitab Yesaya dalam Alkitab. Ayat ini berbicara tentang sebuah penantian, sebuah ketekunan, dan sebuah harapan yang tak tergoyahkan. Inti dari firman Tuhan ini adalah seruan agar umat-Nya tidak pernah berhenti memohon, tidak pernah berhenti memperjuangkan, dan tidak pernah berhenti percaya sampai janji Tuhan digenapi, yaitu menjadikan Yerusalem sebagai pusat pujian dan kemuliaan di seluruh bumi.

Dalam konteks sejarah, Yerusalem memiliki peran sentral sebagai kota perjanjian Allah, tempat Bait Suci didirikan, dan pusat ibadah bagi umat Israel. Namun, sejarah kota suci ini seringkali diwarnai oleh kehancuran, pembuangan, dan masa-masa sulit. Di tengah kegelapan dan keputusasaan inilah, Tuhan melalui Nabi Yesaya memberikan pesan penghiburan dan penguatan. Ayat 7 menggarisbawahi pentingnya iman yang gigih dan doa yang terus-menerus. Tuhan ingin melihat umat-Nya berkomitmen penuh dalam penantian akan pemulihan dan kemuliaan-Nya.

Makna Doa dan Ketekunan

Frasa "janganlah kamu memberi Dia kelepasan" bukanlah ungkapan kekerasan atau tuntutan yang memaksa. Sebaliknya, ini adalah gambaran metaforis tentang betapa pentingnya dan mendesaknya permohonan kita kepada Tuhan. Ini seperti seseorang yang terus-menerus memohon kepada raja yang bijaksana, tidak akan berhenti sampai permohonannya dikabulkan. Ini mencerminkan kesungguhan, kepercayaan, dan ketergantungan total pada kuasa dan kebaikan Tuhan. Umat yang benar-benar merindukan kehadiran Tuhan dan keadilan-Nya tidak akan tinggal diam, melainkan akan terus berseru dan berharap.

Penantian ini bukanlah penantian pasif. Ini adalah penantian aktif yang disertai dengan doa yang tidak kenal lelah. Tuhan tidak membatasi diri-Nya oleh waktu atau cara manusia. Namun, Dia memuliakan mereka yang setia dalam iman dan doa mereka. Ketekunan dalam doa adalah bukti bahwa kita sungguh-sungguh percaya pada kemampuan Tuhan untuk melakukan hal-hal yang luar biasa dan pada janji-Nya yang pasti akan digenapi.

Yerusalem: Simbol Kemuliaan Tuhan

Tujuan akhir dari penantian dan doa ini adalah agar Yerusalem (dan melalui Yerusalem, Kerajaan Allah secara keseluruhan) menjadi "puji-pujian di bumi." Ini berarti Yerusalem akan menjadi saksi hidup bagi kebesaran, kekudusan, dan kasih Allah. Di kota ini, nama Tuhan akan dipermuliakan, keadilan akan berkuasa, dan damai sejahtera akan melimpah. Ini adalah visi surgawi yang diwujudkan di bumi, di mana hubungan antara Allah dan manusia dipulihkan sepenuhnya, dan umat-Nya memuliakan nama-Nya melalui kehidupan dan kesaksian mereka.

Dalam pemahaman Kristen, janji ini tidak hanya terbatas pada kota Yerusalem secara fisik, tetapi juga meluas pada gereja-Nya, yaitu umat percaya, yang dipanggil untuk menjadi terang dunia. Kita dipanggil untuk hidup sedemikian rupa sehingga melalui kita, orang lain melihat kemuliaan Allah. Ayat ini mengajarkan kita untuk tidak pernah menyerah dalam perjuangan rohani, dalam doa untuk pemulihan, dan dalam penantian akan kedatangan Kerajaan Allah yang sempurna. Dengan semangat Yesaya 62:7, mari kita terus berdoa, memohon, dan menantikan hari ketika nama Tuhan akan menjadi puji-pujian di seluruh bumi.