Yohanes 18:7 - Siapakah Engkau?

"Maka Yesus bertanya kepada mereka: "Siapakah yang kamu cari?""

Ilustrasi Yesus ditangkap di Taman Getsemani Taman Getsemani Yesus Ribuan Tentara

Ayat Yohanes 18:7 membuka tirai pada momen krusial dalam kisah Yesus Kristus. Dalam malam yang penuh ketegangan di Taman Getsemani, sebuah pertanyaan sederhana diutarakan oleh Yesus kepada sekelompok besar orang yang datang untuk menangkap-Nya: "Siapakah yang kamu cari?" Pertanyaan ini bukan sekadar basa-basi; ia adalah inti dari seluruh narasi keselamatan yang sedang berlangsung. Ketika kerumunan yang dipimpin oleh Yudas Iskariot, lengkap dengan senjata dan obor, mendobrak masuk untuk mencengkeram-Nya, justru Yesuslah yang mengambil inisiatif. Ia dengan tenang mengajukan pertanyaan, sebuah tindakan yang menunjukkan kendali diri luar biasa di tengah ancaman.

Pertanyaan ini memiliki bobot teologis yang sangat dalam. Yesus, yang mengetahui segala sesuatu, termasuk takdir-Nya, sengaja membiarkan diri-Nya dikenal oleh mereka yang datang. Ia tidak bersembunyi atau melarikan diri. Sebaliknya, Ia menghadapinya secara langsung, dan bahkan membantu mereka untuk mengidentifikasi diri-Nya. Ini adalah demonstrasi dari penggenapan nubuat dan penyerahan diri yang sukarela. Tindakan ini juga menegaskan bahwa Ia adalah Yesus yang dicari, pribadi yang ditakuti oleh otoritas agama dan politik saat itu karena pengaruh-Nya yang besar dan klaim-Nya tentang diri-Nya.

Bagi para penjaga dan prajurit Romawi yang datang, pertanyaan itu mungkin tampak aneh. Mereka datang dengan misi yang jelas: menangkap seorang buronan yang dituduh menghasut dan mengganggu ketertiban. Namun, di hadapan pribadi Yesus yang penuh ketenangan dan otoritas, mereka mungkin sempat goyah. Siapa sebenarnya orang yang mereka cari? Apakah dia benar-benar ancaman sebesar yang digambarkan? Momen ini adalah ujian iman bagi mereka, meskipun banyak yang tetap terpaku pada tugas mereka.

Konteks historisnya penting. Yesus telah meramalkan pengkhianatan dan penangkapan-Nya. Ia telah mempersiapkan para murid-Nya untuk apa yang akan terjadi. Namun, di saat-saat terakhir sebelum penangkapan fisik, Ia memilih untuk menginterupsi proses tersebut dengan sebuah pertanyaan. Ini adalah cara-Nya untuk mengendalikan narasi, untuk menunjukkan bahwa Ia tidak ditangkap karena kekuatan luar, tetapi karena penyerahan diri-Nya sendiri.

Yohanes 18:7 mengingatkan kita akan sifat Ilahi Yesus. Ia tidak pernah kehilangan kendali, bahkan dalam situasi yang paling genting sekalipun. Pertanyaan-Nya adalah sebuah undangan, sebuah cara untuk mengungkapkan kebenaran diri-Nya yang sesungguhnya, yaitu bahwa Dia adalah Mesias yang diutus Allah. Ini adalah momen di mana kebenaran dan kebohongan, keberanian dan ketakutan, saling berhadapan. Pertanyaan "Siapakah yang kamu cari?" bukan hanya untuk mereka yang ada di Taman Getsemani, tetapi juga sebuah pertanyaan yang terus bergema sepanjang zaman, menantang setiap individu untuk mencari dan mengenali Yesus dalam hidup mereka.