Ayat dari Injil Yohanes pasal 4, ayat 40, menyajikan sebuah momen yang indah dan penuh makna. Peristiwa ini terjadi setelah Yesus bertemu dengan perempuan Samaria di sumur Yakub. Meskipun pada awalnya ada perbedaan budaya dan prasangka, percakapan mereka yang mendalam dan pengakuan iman perempuan itu membawa kabar baik ke seluruh kota Samaria. Berita tentang Yesus segera menyebar, dan banyak orang Samaria keluar dari kota mereka untuk menemui-Nya.
Ketika orang-orang Samaria ini datang kepada Yesus, mereka tidak hanya sekadar ingin melihat-Nya. Keinginan mereka yang tulus adalah agar Yesus tinggal bersama-sama mereka. Ini adalah sebuah permohonan yang menunjukkan kerinduan hati mereka akan kehadiran ilahi, akan kedamaian, dan mungkin juga akan pemulihan yang Yesus tawarkan. Mereka telah mendengar kesaksian perempuan itu, mereka melihat mungkin melalui mata mereka sendiri aura kemuliaan Kristus, dan mereka menginginkan lebih dari sekadar kunjungan singkat. Mereka ingin kehadiran-Nya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka.
Respon Yesus terhadap permohonan ini sungguh luar biasa. Alkitab mencatat bahwa Ia pun tinggal di sana dua hari lamanya. Tindakan Yesus ini bukanlah respons yang terpaksa atau sekadar memenuhi kewajiban. Ini adalah manifestasi dari kasih-Nya yang mendalam, kesabaran-Nya yang tak terbatas, dan keinginan-Nya untuk menjangkau semua orang tanpa terkecuali. Dua hari mungkin terdengar singkat, namun dalam konteks pertemuan ilahi, waktu tersebut bisa menjadi momen yang transformatif. Selama dua hari itu, Yesus kemungkinan besar terus mengajar, menyembuhkan, dan membagikan firman kehidupan kepada orang-orang Samaria yang haus akan kebenaran.
Kisah ini mengajarkan kita beberapa hal penting. Pertama, bahwa kasih Yesus tidak mengenal batas suku, bangsa, atau latar belakang sosial. Ia datang untuk menyelamatkan semua orang yang percaya kepada-Nya. Kedua, kesaksian pribadi, seperti yang diberikan oleh perempuan Samaria, memiliki kekuatan yang luar biasa untuk membawa orang lain kepada Kristus. Apa yang ia alami secara pribadi, ia bagikan dengan antusiasme kepada kaumnya. Ketiga, ketika kita sungguh-sungguh merindukan kehadiran Tuhan dalam hidup kita, Ia akan merespons kerinduan itu, seringkali dengan cara yang melampaui harapan kita. Permohonan orang Samaria untuk Yesus tinggal bersama mereka adalah bukti bahwa kehadiran-Nya adalah anugerah yang paling berharga.
Di tengah kesibukan dunia modern, kita pun diajak untuk senantiasa merindukan kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita. Seperti orang Samaria, mari kita memohon agar Ia tinggal bersama kita, membimbing langkah kita, dan memenuhi hati kita dengan kasih-Nya. Kunjungan Yesus selama dua hari di Samaria menjadi pengingat abadi akan kasih-Nya yang menyelamatkan dan kerinduan-Nya untuk selalu dekat dengan umat manusia. Jika Anda ingin mendalami ajaran ini lebih lanjut, silakan telusuri sumber-sumber teologis atau renungan kristiani.