Ayat Yohanes 6:19 mencatat sebuah momen yang luar biasa dalam pelayanan Yesus Kristus: saat Ia berjalan di atas air dan mendekati perahu para murid-Nya. Kejadian ini terjadi setelah mukjizat pemberian makan lima ribu orang, yang mana Yesus baru saja mengantar orang banyak pergi dan menyuruh para murid-Nya naik ke perahu untuk menyeberangi Danau Galilea sementara Ia berdoa di gunung.
Ketika malam tiba, para murid menghadapi situasi yang menakutkan. Angin bertiup kencang dan ombak menggunung, membuat perjalanan mereka menjadi berat dan penuh bahaya. Di tengah badai dan kegelapan itulah mereka melihat sesosok tubuh mendekat dari kejauhan, berjalan di atas permukaan air. Gambaran ini pasti sangat mengejutkan dan menakutkan bagi para nelayan yang terbiasa dengan laut, namun belum pernah melihat hal seperti itu.
Ketakutan mereka adalah respons alami manusiawi terhadap sesuatu yang tidak biasa dan tampaknya mustahil. Namun, Yesus segera menenangkan mereka dengan firman-Nya, "Akulah Imanuel; jangan takut." (Yohanes 6:20). Perkataan ini menegaskan bahwa kehadiran-Nya di atas air bukanlah ilusi, melainkan manifestasi dari kuasa ilahi-Nya.
Peristiwa berjalan di atas air ini merupakan salah satu dari banyak demonstrasi kuasa Yesus atas alam semesta. Ia tidak hanya mengendalikan mukjizat penciptaan makan ribuan orang, tetapi juga menunjukkan otoritas-Nya atas hukum alam fisik. Laut yang bergejolak tunduk pada perintah-Nya, dan gravitasi pun tampaknya tidak berlaku bagi Sang Pencipta.
Bagi para murid, momen ini menjadi ujian iman. Mereka harus beralih dari rasa takut dan keraguan kepada kepercayaan pada pribadi Yesus yang hadir di tengah badai mereka. Yohanes 6:19 bukan sekadar catatan sejarah, tetapi juga sebuah pengingat akan kuasa dan kehadiran Tuhan yang selalu menyertai kita, terutama di saat-saat tergelap dan paling menakutkan dalam hidup.
Ketika kita menghadapi "badai" kehidupan—kesulitan, ketakutan, atau ketidakpastian—kita diingatkan akan peristiwa ini. Yesus dekat, bahkan ketika Ia tampaknya jauh atau tidak terlihat. Seperti para murid di perahu, kita mungkin merasa terombang-ambing oleh situasi, namun firman-Nya tetap berlaku: "Akulah Imanuel; jangan takut."
Yohanes 6:19 mendorong kita untuk melihat melampaui keadaan yang menakutkan dan mengenali kehadiran Kristus yang berkuasa. Ia bukan hanya "mendekati" sampan kita, tetapi Ia dapat membawa kita melintasi badai dengan damai. Mengimani Yesus berarti memercayai bahwa Ia mampu melakukan hal-hal yang di luar pemahaman dan kemampuan manusia. Ia adalah Tuhan yang mampu berjalan di atas air, dan Ia juga mampu membawa kita melintasi setiap tantangan yang kita hadapi.