Yohanes 6:59

"Hal-hal itu dikatakan-Nya di Kapernaum, waktu Ia mengajar di rumah ibadat."

Makna Mendalam Perjamuan Kudus

Ayat Yohanes 6:59 ini memberikan konteks tempat dan waktu ketika Yesus menyampaikan ajaran-Nya yang mendalam mengenai makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya. Kata-kata ini diucapkan di sinagoge Kapernaum, sebuah tempat ibadah Yahudi yang menjadi pusat kegiatan rohani masyarakat. Penting untuk memahami bahwa ajaran Yesus ini bukanlah sesuatu yang diucapkan secara sembarangan, melainkan di tengah-tengah komunitas religius yang sedang mendengarkan pengajaran-Nya.

Dalam konteks pasal 6 Kitab Yohanes, percakapan mengenai makan tubuh dan minum darah Yesus terjadi setelah peristiwa mukjizat pemberian makan lima ribu orang. Banyak orang mengikuti Yesus karena mereka mendapatkan keuntungan jasmani dari mukjizat tersebut. Namun, Yesus ingin mengalihkan fokus mereka dari kepuasan fisik kepada kepuasan rohani yang sejati. Ia menekankan bahwa makanan yang fana tidak akan memberikan kehidupan kekal, tetapi makanan rohani yang Ia berikan akan membawa kepada kehidupan yang abadi.

Ketika Yesus mengatakan, "Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada hari terakhir" (Yohanes 6:54), banyak pengikut-Nya yang tidak mengerti. Mereka menganggap perkataan-Nya secara harfiah, seolah-olah Yesus mengajak mereka untuk memakan daging dan minum darah secara fisik. Sikap ini menunjukkan ketidakpahaman mereka terhadap makna rohani dan simbolis dari perkataan Yesus. Frustrasi karena tidak dipahami, Yesus kemudian menjelaskan bahwa perkataan-Nya adalah roh dan hidup.

Ilustrasi simbolis roti dan anggur sebagai Tubuh dan Darah Kristus

Pentingnya Tubuh dan Darah Kristus

Ajaran Yesus mengenai makan tubuh dan minum darah-Nya kemudian diperjelas dan ditransformasikan dalam ibadah Perjamuan Kudus, yang dirayakan oleh gereja-gereja Kristen hingga kini. Perjamuan Kudus bukan sekadar peringatan, melainkan sebuah sakramen di mana umat beriman berpartisipasi dalam tubuh dan darah Kristus yang telah dikorbankan. Roti melambangkan tubuh-Nya yang dipecah-pecah di kayu salib, dan anggur melambangkan darah-Nya yang dicurahkan untuk pengampunan dosa.

Melalui perjamuan ini, umat percaya diingatkan akan kasih pengorbanan Yesus, diperkuat dalam iman, dan dipersatukan dengan Kristus serta satu sama lain dalam satu tubuh. Ini adalah anugerah ilahi yang memperbaharui kekuatan rohani dan meneguhkan hubungan perjanjian antara Allah dan umat-Nya. Ayat Yohanes 6:59 membantu kita menempatkan ajaran penting ini dalam konteks, yaitu sebagai firman yang disampaikan oleh Yesus Kristus sendiri di hadapan banyak orang, yang bertujuan untuk mengarahkan mereka pada kebenaran rohani yang lebih dalam dan kekal. Pemahaman akan ayat ini mendorong kita untuk merenungkan makna Perjamuan Kudus dengan lebih serius dan penuh syukur.