"Janganlah kamu menghakimi berdasarkan kulit luarnya saja, tetapi
Alt text: Ilustrasi timbangan adil dengan tangan yang terulur dan tulisan 'Keadilan'.
Ayat Yohanes 7:23 mengingatkan kita akan sebuah prinsip fundamental yang seringkali terlupakan dalam interaksi manusia: pentingnya penghakiman yang adil. Dalam konteks perdebatan dan tuduhan yang terjadi di sekitar Yesus pada masa itu, perkataan ini menjadi sangat relevan. Yesus tidak hanya mengajarkan hukum, tetapi Ia juga hidup sesuai dengan hukum itu, termasuk hukum tentang keadilan.
Inti dari firman ini adalah seruan untuk tidak terburu-buru menilai berdasarkan penampilan luar atau prasangka. Manusia cenderung melihat dari permukaan, dari apa yang terlihat kasat mata. Namun, seringkali yang terlihat tidak mencerminkan kebenaran yang sesungguhnya. Seseorang mungkin tampak bersalah karena penampilannya, latar belakangnya, atau karena ia tidak populer di kalangan mayoritas. Yesus mengajarkan bahwa penilaian sejati harus didasarkan pada kebenaran yang lebih dalam, pada keadilan yang sesungguhnya.
Penghakiman yang adil berarti mempertimbangkan semua fakta, mendengarkan dari berbagai sisi, dan yang terpenting, menerapkan standar moral yang universal, bukan standar yang berubah-ubah sesuai dengan siapa yang diadili. Dalam tradisi Yahudi, Sabat adalah hari yang suci, sebuah perintah yang harus dijaga. Namun, di ayat sebelumnya (Yohanes 7:22), Yesus menjelaskan bahwa sunat, yang dilakukan pada hari Sabat, juga mengikuti hukum Taurat. Ini menunjukkan bahwa bahkan hukum yang paling ketat pun memiliki pengecualian atau interpretasi yang lebih luas ketika menyangkut tindakan yang baik dan adil. Memelihara seseorang agar tetap hidup, seperti yang dilakukan oleh tindakan penyembuhan, adalah tindakan keadilan yang lebih tinggi daripada sekadar kepatuhan buta pada aturan yang dangkal.
Pesan Yohanes 7:23 ini sangat relevan bagi kita di zaman modern. Dengan derasnya arus informasi dan mudahnya menyebarkan opini melalui media sosial, kita seringkali terjebak dalam budaya menghakimi. Sekali seseorang menjadi viral karena suatu kesalahan, ia bisa dicerca tanpa ampun, tanpa diberi ruang untuk klarifikasi atau kesempatan untuk memperbaiki diri. Yesus mengajarkan kita untuk melihat melampaui kesalahan sesaat, untuk memahami motivasi, dan untuk selalu berusaha mencari kebenaran dengan hati yang murni.
Keadilan yang diajarkan Kristus bukanlah keadilan yang kaku dan menghukum, melainkan keadilan yang berakar pada kasih dan belas kasihan. Keadilan yang membebaskan, bukan menjebak. Ketika kita menerapkan prinsip Yohanes 7:23 dalam kehidupan kita, kita tidak hanya menghormati sesama, tetapi juga mencerminkan karakter Allah yang adil dan penuh kasih. Marilah kita senantiasa berusaha untuk menjadi pribadi yang menghakimi dengan penghakiman yang adil, seperti yang Yesus telah teladankan kepada kita.
Baca lebih lanjut tentang ajaran Yesus di Yohanes 7:23 Alkitab SABDA