"Maka sangatlah takut raja-raja itu, sebab Gibeon adalah kota besar, seperti salah satu kota raja-raja, dan karena lebih kuat dari Yerikho, dan karena semua penduduknya telah bersekutu dengan Israel; dan mereka takut sekali."
Simbol kemenangan dan kekuatan ilahi.
Kisah dalam Yosua 10:2 membuka tirai sebuah momen krusial dalam penaklukan tanah Kanaan oleh bangsa Israel. Ayat ini secara ringkas menggambarkan reaksi raja-raja Amori ketika mereka mendengar kabar mengenai perjanjian yang dibuat oleh penduduk Gibeon dengan Yosua dan bangsa Israel. Ketakutan yang melanda mereka bukanlah ketakutan biasa, melainkan ketakutan yang mendalam dan meluas, memicu sebuah aliansi militer untuk menyerang Gibeon.
Gibeon bukanlah kota sembarangan. Disebut sebagai "kota besar, seperti salah satu kota raja-raja," Gibeon memiliki kekuatan dan pengaruh yang signifikan di wilayah tersebut. Keberanian penduduk Gibeon untuk bersekutu dengan Israel, meskipun berisiko besar, menunjukkan kepercayaan mereka pada janji Tuhan yang diberikan kepada umat-Nya. Namun, tindakan ini justru memicu kemarahan dan ketakutan raja-raja Amori yang berkuasa.
Aliansi lima raja Amori ini, yang terdiri dari raja Yerusalem, Hebron, Yarmut, Lachis, dan Eglon, bersatu untuk membalas dendam dan menghancurkan Gibeon. Situasi ini membawa bangsa Israel ke dalam pertempuran yang menentukan. Yosua, dengan dukungan penuh dari Tuhan, memimpin pasukannya untuk membela sekutunya. Puncak dari pertempuran ini adalah ketika Tuhan campur tangan secara ajaib, membuat matahari dan bulan berhenti bergerak agar Israel memiliki cukup waktu untuk mengalahkan musuh-musuh mereka. Peristiwa ini tercatat dalam bagian selanjutnya dari pasal Yosua 10, menggarisbawahi kekuatan ilahi di balik kemenangan Israel.
Kisah Yosua 10:2, beserta kelanjutannya, mengajarkan banyak hal. Pertama, tentang konsekuensi dari keputusan yang berani; Gibeon mengambil risiko, dan keberanian mereka dibalas dengan perlindungan ilahi. Kedua, tentang kekuatan persatuan, baik itu persatuan raja-raja Amori yang jahat maupun persatuan Israel yang didukung Tuhan. Ketiga, dan yang terpenting, tentang kedaulatan dan kuasa Tuhan atas alam semesta. Peristiwa hari terpanjang dalam sejarah ini menjadi bukti nyata bahwa Tuhan ada di pihak umat-Nya yang taat dan berani.
Dalam konteks modern, kisah ini dapat menjadi pengingat bahwa di tengah tantangan dan ketakutan yang mungkin kita hadapi, ada sumber kekuatan yang jauh lebih besar. Kepercayaan kepada Tuhan dan keberanian untuk berpegang pada prinsip-prinsip kebenaran dapat membawa kita melewati badai terberat sekalipun. Kisah Yosua 10:2 terus menginspirasi untuk menghadapi ketakutan, membangun sekutu yang benar, dan mempercayai campur tangan ilahi dalam kehidupan kita.