Ayat Yosua 11:20 merupakan sebuah pernyataan yang mendalam dan terkadang sulit dipahami mengenai campur tangan Tuhan dalam sejarah bangsa Israel. Ayat ini menjelaskan bahwa bukan semata-mata karena kehendak manusia atau kelemahan bangsa Kanaan, melainkan Tuhan sendiri yang membiarkan atau bahkan menggerakkan hati bangsa-bangsa tersebut untuk menolak tawaran damai dari Israel. Tujuan Tuhan melakukan hal ini adalah agar bangsa Israel dapat sepenuhnya menaklukkan dan mengusir mereka dari tanah perjanjian, sesuai dengan perintah-Nya kepada Musa.
Penting untuk dicatat bahwa ayat ini tidak menggambarkan Tuhan sebagai penyebab kejahatan atau kegagalan manusia dalam arti memaksakan kehendak buruk. Sebaliknya, ini berbicara tentang kedaulatan Tuhan yang memungkinkan terjadinya peristiwa-peristiwa, termasuk penolakan dan perlawanan, untuk menggenapi rencana ilahi-Nya. Dalam konteks penaklukan Kanaan, Israel diperintahkan untuk tidak mengadakan perjanjian damai atau menunjukkan belas kasihan kepada penduduk asli. Penolakan bangsa-bangsa Kanaan, yang diizinkan oleh Tuhan, menjadi alasan dan pembenaran bagi Israel untuk melaksanakan perintah Tuhan tersebut tanpa keraguan.
Implikasi dari Yosua 11:20 mengingatkan kita bahwa di balik setiap kemenangan umat Tuhan, ada tangan ilahi yang bekerja. Kemenangan Israel bukanlah hasil dari kekuatan militer mereka semata, tetapi lebih utama lagi karena campur tangan Tuhan. Tuhan memiliki rencana yang lebih besar, dan terkadang, situasi yang tampaknya sulit atau keras adalah bagian dari rencana tersebut untuk membawa umat-Nya kepada penggenapan janji-Nya. Ini mengajarkan kita untuk melihat peristiwa-peristiwa dalam hidup kita, bahkan yang menantang sekalipun, melalui lensa kedaulatan dan hikmat Tuhan.
Dalam kehidupan rohani kita, seringkali kita menghadapi "bangsa-bangsa Kanaan" dalam bentuk kebiasaan buruk, godaan, atau prinsip-prinsip duniawi yang menghalangi kita untuk sepenuhnya menguasai hidup kita bagi Tuhan. Yosua 11:20, meskipun berbicara tentang konteks historis penaklukan militer, dapat diterapkan secara spiritual. Tuhan mengizinkan atau membiarkan perjuangan ini terjadi agar kita, dengan pertolongan-Nya, dapat "menaklukkan" dan memusnahkan segala sesuatu yang menghalangi hubungan kita yang intim dengan-Nya. Ini adalah panggilan untuk mengandalkan Tuhan dalam setiap pertempuran, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat, dengan keyakinan bahwa Dia yang memulai pekerjaan baik dalam diri kita akan menyelesaikannya.
Memahami Yosua 11:20 juga mendorong kerendahan hati. Kemenangan bukan karena kehebatan diri sendiri, tetapi anugerah Tuhan. Ini mengingatkan kita untuk tidak sombong ketika kita berhasil mengatasi rintangan atau mencapai tujuan, melainkan untuk senantiasa bersyukur dan mengakui Tuhan sebagai sumber segala kekuatan dan kemenangan. Dengan demikian, kita dapat berjalan dalam iman, mengetahui bahwa Tuhan bersama kita dalam setiap langkah penaklukan rohani, membawa kita menuju kepenuhan janji-Nya.