Kisah penaklukan Kanaan oleh bangsa Israel di bawah pimpinan Yosua adalah salah satu narasi paling signifikan dalam Perjanjian Lama. Ayat Yosua 12:4, meskipun singkat, memperkenalkan kita pada salah satu musuh bebuyutan yang harus dihadapi oleh umat pilihan Allah. Ayat ini menyebutkan nama Raja Og dari Basan, seorang penguasa yang kuat dan berasal dari suku bangsa yang sudah tua, yaitu Refaim.
Basan, wilayah yang diperintah oleh Og, dikenal sebagai daerah yang subur dan kaya. Ini menjadikannya lokasi yang strategis dan bernilai tinggi. Keberadaan Og dan kerajaannya di Basan menjadi salah satu tantangan militer terakhir sebelum bangsa Israel sepenuhnya menguasai tanah perjanjian yang dijanjikan. Suku Refaim sendiri digambarkan sebagai bangsa yang berperawakan tinggi dan kuat, sering kali diasosiasikan dengan raksasa, yang menambah bobot ancaman yang ditimbulkan oleh Og.
Penyebutan spesifik "Esterot dan Edrei" menunjukkan bahwa kekuasaan Og tidak hanya terbatas pada satu kota, melainkan meliputi wilayah penting yang menjadi pusat pemerintahannya. Dalam konteks kitab Yosua, ayat ini merupakan bagian dari daftar raja-raja yang dikalahkan oleh Musa dan kemudian oleh Yosua. Daftar ini berfungsi sebagai pengingat akan kesetiaan Allah dalam memberikan kemenangan kepada umat-Nya dan sekaligus sebagai kesaksian atas kekalahan musuh-musuh-Nya.
Kemenangan atas Og di Basan bukanlah sekadar pertempuran biasa. Ini adalah penegasan kedaulatan Allah atas seluruh tanah Kanaan dan simbol bahwa tidak ada kekuatan manusia, sekecil atau sebesar apa pun, yang dapat menghalangi rencana ilahi. Keberadaan sisa-sisa orang Refaim, yang sering kali memiliki postur fisik yang mengintimidasi, mengingatkan kita bahwa kemenangan Israel sering kali datang bukan karena kekuatan mereka sendiri, melainkan karena campur tangan dan perlindungan Allah.
Kisah Og menjadi bagian penting dari narasi penghakiman ilahi terhadap penduduk Kanaan. Bangsa Israel diperintahkan untuk mengusir atau menghancurkan bangsa-bangsa yang mendiami tanah itu karena dosa-dosa mereka yang besar. Raja Og, dengan kekuatannya dan wilayah kekuasaannya, merupakan salah satu penghalang utama yang harus disingkirkan agar bangsa Israel dapat menetap dan mendirikan umat Allah di tanah perjanjian.
Sebagai pembaca, kita dapat merenungkan beberapa pelajaran dari ayat ini. Pertama, kedaulatan Allah atas segala bangsa dan wilayah. Tidak ada raja atau kerajaan yang dapat bertahan di hadapan kuasa-Nya. Kedua, kesetiaan Allah kepada janji-Nya kepada umat-Nya, yang terbukti melalui kemenangan yang Ia berikan. Ketiga, kita diajak untuk memahami bahwa tantangan hidup, sekecil atau sebesar apa pun, dapat diatasi dengan iman dan kepercayaan kepada Allah. Perjuangan bangsa Israel adalah cerminan dari perjuangan spiritual kita sendiri dalam menghadapi rintangan dan dosa dalam kehidupan sehari-hari.