Simbol Penjaga & Pelindung

Yosua 2:10 - Iman Rahab Melawan Ketakutan

"Sebab telah kami dengar, bagaimana TUHAN telah mengeringkan air Laut Merah pada waktu kamu keluar dari Mesir, dan apa yang telah kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di seberang Yordan itu, yakni Sihon dan Og, bagaimana kamu memusnahkan mereka."

Ayat Yosua 2:10 ini merupakan pengakuan yang luar biasa dari Rahab, seorang perempuan Kanaan yang tinggal di Yerikho. Kata-kata ini bukan sekadar ungkapan kekaguman, melainkan bukti nyata dari sebuah iman yang berakar dalam dan mampu mengatasi rasa takut yang luar biasa. Di tengah ancaman invasi bangsa Israel yang telah terbukti memiliki kuasa ilahi, Rahab memilih untuk bertindak bukan berdasarkan logika duniawi atau kesetiaan kepada bangsanya, tetapi berdasarkan keyakinan akan kebesaran Allah Israel.

Konteks sejarah pada masa itu sangatlah genting. Bangsa Israel, setelah empat puluh tahun mengembara di padang gurun, akhirnya tiba di perbatasan Tanah Perjanjian. Yerikho, sebagai salah satu kota terkuat dan terdepan, menjadi target pertama yang harus dihadapi. Kabar tentang kekuatan Israel telah menyebar luas, dan ketakutan pasti merajalela di antara penduduk Kanaan. Namun, Rahab, seorang pelacur, memiliki perspektif yang berbeda. Ia telah mendengar tentang perbuatan-perbuatan ajaib Allah yang memimpin umat-Nya, termasuk penyeberangan Laut Merah yang dramatis dan kemenangan atas dua raja Amori.

Pengakuan Rahab menunjukkan bahwa ia telah mendengar bukan hanya sekadar cerita, tetapi ia telah merenungkan dan mengakui kedaulatan Allah Israel. Ia melihat bahwa kekuatan yang dimiliki bangsa Israel bukanlah kekuatan manusia biasa, melainkan kekuatan ilahi. Perkataannya mencerminkan pengetahuan tentang sejarah penyelamatan Allah bagi umat-Nya, sebuah sejarah yang diyakininya akan terus berlanjut dalam penaklukan Kanaan.

Dalam situasi yang penuh tekanan, Rahab membuat keputusan yang berisiko tinggi. Ia menyembunyikan kedua mata-mata Israel yang datang ke rumahnya, bahkan menipu para penjaga kota yang mencari mereka. Tindakan ini jelas bertentangan dengan kepentingan diri dan bangsanya. Namun, imannya kepada Allah Israel memberinya keberanian untuk mengambil risiko. Ia percaya bahwa Allah yang sama yang menolong Israel di Laut Merah dan di padang gurun, akan menolongnya juga jika ia menunjukkan kesetiaan. Kisahnya ini menginspirasi kita untuk melihat bahwa iman yang sejati tidak selalu lahir dari posisi yang kuat atau terpandang, tetapi bisa tumbuh bahkan dalam situasi yang paling rentan sekalipun.

Kisah Rahab dalam Yosua 2:10 adalah pengingat bahwa keyakinan pada kuasa Allah dapat mengubah ketakutan menjadi keberanian. Ia mengajarkan kita tentang pentingnya mendengarkan dan merespons kebenaran ilahi, bahkan ketika itu menuntut pengorbanan besar. Keberanian Rahab tidak hanya menyelamatkan nyawanya dan keluarganya, tetapi juga menempatkannya sebagai bagian penting dari garis keturunan Yesus Kristus, membuktikan bahwa Allah bekerja melalui cara-cara yang seringkali tak terduga untuk mencapai rencana-Nya yang mulia. Mari kita ambil pelajaran dari iman Rahab dan berani bertindak sesuai dengan keyakinan kita, meskipun dihadapkan pada tantangan.