"Dan setelah kami mendengarnya, ciutlah hati kami dan tidak ada lagi semangat dalam diri kami menghadapi orang-orang ini, sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di tempat yang tinggi dan di bumi di tempat yang rendah."
Simbol kekuatan dan otoritas ilahi.
Ayat Yosua 2:11 mencatat pengakuan yang luar biasa dari orang-orang Kanaan, khususnya Rahab, setelah mendengar tentang perbuatan-perbuatan Allah Israel. Kata-kata "ciutlah hati kami dan tidak ada lagi semangat dalam diri kami" menggambarkan rasa takut dan gentar yang mendalam. Ini bukan sekadar rasa gentar biasa, tetapi pengakuan akan kekuatan yang melampaui kemampuan manusiawi mereka. Mereka menyadari bahwa bangsa Israel tidak hanya didukung oleh kekuatan militer biasa, tetapi oleh kekuatan ilahi yang maha dahsyat.
Pengakuan ini datang bukan dari kehendak mereka sendiri, melainkan sebagai respons terhadap berita yang mereka dengar. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh kabar mengenai kehebatan Allah. Rahab, yang awalnya memiliki alasan untuk bersembunyi dan melindungi dirinya, justru menggunakan pengetahuannya tentang Allah Israel untuk tawar-menawar demi keselamatan keluarganya. Ini adalah bukti bahwa iman dapat mengubah perspektif, bahkan dalam situasi yang paling terdesak.
Pernyataan kunci dalam ayat ini adalah pengakuan terhadap Allah Israel sebagai "Allah di langit di tempat yang tinggi dan di bumi di tempat yang rendah." Frasa ini sangat penting. Ia menunjukkan bahwa Allah yang mereka sembah tidak terbatas pada satu wilayah geografis atau satu lingkup kekuasaan semata. Keberadaan-Nya mencakup seluruh alam semesta.
Bagi bangsa Kanaan yang mungkin hanya menyembah dewa-dewa lokal yang terbatas kekuatannya, pengakuan ini merupakan penemuan baru yang mengejutkan. Mereka mengakui bahwa Allah Israel adalah sumber kekuatan sejati yang mengendalikan baik langit yang tak terjangkau maupun bumi yang mereka pijak. Pengakuan ini menjadi dasar bagi munculnya keberanian yang baru. Meskipun takut, mereka tahu siapa yang mereka hadapi, dan mereka tahu bahwa Allah Israel adalah pihak yang lebih berkuasa.
Kisah Yosua 2:11 menawarkan pelajaran berharga bagi kita di masa kini. Seringkali, kita dihadapkan pada situasi yang membuat hati kita ciut dan semangat kita merosot. Tantangan pekerjaan, masalah keuangan, penyakit, atau bahkan ketidakpastian masa depan bisa membuat kita merasa tak berdaya.
Namun, seperti orang Kanaan yang akhirnya mengakui kehebatan Allah Israel, kita pun dipanggil untuk mengingat bahwa Allah kita adalah Allah yang berkuasa atas segala sesuatu. Dia adalah Allah yang sama yang membelah Laut Merah, yang memberikan manna di padang gurun, dan yang menunjukkan kuasa-Nya melalui Yosua dan bangsa Israel.
Ketika kita menyadari bahwa Allah kita adalah "Allah di langit di tempat yang tinggi dan di bumi di tempat yang rendah," iman kita dapat diperbarui. Ketakutan mungkin masih ada, tetapi ia tidak akan lagi melumpuhkan. Kita dapat menghadapi segala kesulitan dengan keyakinan bahwa kekuatan yang ada pada Allah kita jauh melampaui segala permasalahan yang kita hadapi. Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak hanya melihat pada keterbatasan diri atau tantangan di sekitar, tetapi untuk mengangkat pandangan kepada Sang Pencipta yang tak terbatas, yang kekuasaan-Nya adalah sumber kekuatan dan pengharapan kita yang sejati.