Yosua 2:15 - Kisah Rahab dan Keselamatan

"Berkata perempuan itu kepada mereka: "Baiklah, tetapi kamu harus bersumpah oleh TUHAN, bahwa karena aku telah berbuat baik kepadaku, kamu pun akan berbuat baik kepada keluarga bapaku, dan kamu harus memberikan kepadaku tanda yang jelas, bahwa kamu akan membiarkan hidup bapaku, ibuku, saudara-saudaraku laki-laki, saudara-saudaraku perempuan, dan semua yang mereka miliki, dan bahwa kamu akan menyelamatkan kami dari pada kematian."
Perjanjian dan Harapan

Ilustrasi: Simbol kesepakatan dan harapan dalam sebuah perjalanan.

Ayat Yosua 2:15 membawa kita pada momen krusial dalam kisah bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian. Setelah Yosua mengutus dua orang pengintai ke Yerikho, mereka menemui Rahab, seorang pelacur yang kemudian menunjukkan keberanian luar biasa dan iman yang mendalam.

Rahab, meskipun hidup di tengah bangsa Kanaan yang menyembah berhala, telah mendengar tentang perbuatan-perbuatan besar Tuhan Israel. Berita tentang penyeberangan Laut Merah dan kemenangan atas raja-raja Amori telah sampai ke telinganya, menanamkan rasa takut sekaligus kekaguman pada Tuhan Israel. Ketika para pengintai Israel bersembunyi di rumahnya, ia mengambil keputusan yang berani untuk melindungi mereka, meskipun itu berarti membahayakan dirinya sendiri di mata raja Yerikho.

Permintaan Rahab dalam Yosua 2:15 adalah sebuah perjanjian. Ia tidak hanya meminta keselamatan bagi dirinya, tetapi juga bagi seluruh keluarganya. Ia memohon para pengintai untuk bersumpah demi TUHAN, Tuhan Israel, bahwa kebaikan yang telah ia lakukan akan dibalas dengan perlindungan bagi orang-orang yang paling ia cintai. Permintaan ini menunjukkan pemahamannya tentang pentingnya sebuah janji yang diucapkan atas nama Tuhan.

Perjanjian yang dimintanya mencakup "tanda yang jelas" untuk memastikan bahwa seluruh keluarganya akan diselamatkan dari kematian. Tanda ini kemudian diidentifikasi dalam pasal yang sama, yaitu tali kirmizi di jendela rumahnya (Yosua 2:18). Ini menjadi simbol perlindungan dan pengampunan yang dijanjikan oleh Tuhan Israel.

Kisah Rahab mengajarkan kita banyak hal. Pertama, bahwa iman dan keberanian dapat ditemukan di tempat yang tak terduga. Rahab, seorang asing dan bukan bagian dari umat pilihan Tuhan, menunjukkan iman yang melebihi banyak orang Israel pada masa itu. Kedua, bahwa Tuhan menghargai kesetiaan dan keberanian dalam menghadapi kesulitan. Tindakan Rahab menyelamatkan nyawa pengintai Israel adalah tindakan iman yang besar, dan Tuhan membalasnya dengan menyelamatkan dirinya dan keluarganya.

Lebih dari sekadar kisah keselamatan fisik, Yosua 2:15 juga dapat dipandang sebagai gambaran kasih karunia. Rahab, dengan masa lalu yang mungkin kelam, diterima dan diselamatkan oleh Tuhan Israel. Ia bahkan kemudian menjadi bagian dari garis keturunan Yesus Kristus, sebuah kehormatan yang luar biasa. Ayat ini mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu membuka pintu keselamatan bagi siapa saja yang datang kepada-Nya dengan iman dan kerendahan hati, terlepas dari latar belakang atau kesalahan masa lalu.

Perjanjian yang dibuat Rahab bukan sekadar kesepakatan bisnis, melainkan sebuah pengakuan iman yang mendalam. Ia percaya bahwa Tuhan Israel sanggup melindungi dan menyelamatkan. Ketaatannya dalam menempatkan tali kirmizi di jendelanya menjadi bukti konkret dari imannya. Yosua 2:15 menjadi saksi bisu bagaimana satu tindakan keberanian yang didasari iman dapat membawa keselamatan tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi seluruh keluarga.