"Lihatlah, apabila kami masuk ke negeri ini, talilah benang kirmizi ini pada jendela tempat engkau menurunkan kami, dan kumpulkanlah ke dalam rumahmu ayahmu, ibumu, saudara-saudaramu, dan seluruh kaum keluargamu."
Ilustrasi: Tanda benang kirmizi dan simbol perlindungan.
Ayat Yosua 2:18 merupakan bagian krusial dari kisah tentang dua orang pengintai Israel yang dikirim oleh Yosua untuk menyelidiki kota Yerikho. Di tengah ancaman dan ketegangan, mereka menemukan perlindungan di rumah seorang perempuan bernama Rahab. Rahab, meskipun seorang pelacur dan penduduk Yerikho, memilih untuk menunjukkan kebaikan hati dan iman kepada Tuhan Israel dengan menyembunyikan para pengintai dari kejaran bangsa Yerikho.
Janji yang diucapkan dalam ayat ini adalah pengakuan atas tindakan Rahab dan penegasan akan keselamatan bagi dirinya dan keluarganya. Rahab diminta untuk mengikatkan benang berwarna kirmizi di jendelanya. Benang ini akan menjadi tanda visual yang jelas bagi pasukan Israel. Ketika pasukan Israel menyerbu kota Yerikho, mereka akan melihat benang kirmizi tersebut dan tahu bahwa rumah itu dihuni oleh mereka yang telah berpihak pada Tuhan Israel. Mereka diperintahkan untuk tidak menyentuh siapa pun di dalam rumah yang ditandai, sehingga menjamin keselamatan mereka.
Benang kirmizi, atau merah, memiliki makna simbolis yang kuat dalam narasi Alkitab. Secara harfiah, ini adalah penanda visual yang jelas. Namun, dalam konteks yang lebih luas, warna merah sering dikaitkan dengan darah. Darah menjadi simbol penebusan dan perjanjian dalam tradisi Israel. Dengan mengikatkan benang kirmizi di jendelanya, Rahab secara efektif menempatkan keluarganya di bawah perlindungan ilahi yang ditebus melalui perjanjian.
Tindakan Rahab ini adalah sebuah tindakan iman. Dia percaya pada laporan para pengintai tentang kuasa Tuhan Israel, meskipun dia sendiri belum pernah melihatnya secara langsung. Keberaniannya untuk mengkhianati bangsanya demi kebenaran yang dia yakini patut diacungi jempol. Ayat Yosua 2:18, oleh karena itu, bukan hanya tentang sebuah instruksi, tetapi juga tentang sebuah janji keselamatan yang berakar pada iman dan tindakan keberanian.
Kisah Rahab dan janji yang tertera dalam Yosua 2:18 mengajarkan kita beberapa pelajaran penting. Pertama, Tuhan melihat dan menghargai iman, sekecil apapun itu, bahkan dalam diri orang yang dianggap tidak layak. Rahab, seorang non-Israel dan pelacur, menemukan kasih karunia Tuhan melalui tindakannya.
Kedua, iman yang sejati selalu disertai dengan tindakan. Rahab tidak hanya percaya, tetapi dia juga bertindak dengan berani untuk melindungi para pengintai. Tindakannya inilah yang kemudian membawa keselamatan bagi keluarganya. Dalam kehidupan kita, iman yang hidup harus tercermin dalam cara kita memperlakukan sesama, keberanian kita untuk membela kebenaran, dan kepercayaan kita pada janji-janji Tuhan.
Terakhir, ayat ini mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu menawarkan jalan keluar dan perlindungan bagi mereka yang mencari-Nya. Tanda benang kirmizi di jendela Rahab menjadi pengingat akan anugerah keselamatan yang ditawarkan oleh Tuhan. Seperti Rahab, kita dipanggil untuk memiliki iman yang teguh, bertindak sesuai dengan keyakinan kita, dan percaya pada janji-janji kekal yang telah Tuhan berikan kepada kita, terutama melalui pengorbanan Kristus.