Yosua 2:20 - Kepercayaan dan Keselamatan

"Dan kata para pria itu kepada Raab: "Kami tidak bertanggung jawab atas sumpah ini, kecuali jika engkau memberitahukan perbuatan kami ini. Dan ketika negeri ini jatuh ke tangan kami, kami akan memperlakukan engkau dengan kasih dan kesetiaan."

Janji Keselamatan

Visualisasi janji keselamatan berdasarkan kepercayaan.

Kisah Yosua 2:20 menyoroti sebuah momen krusial dalam narasi sejarah bangsa Israel, yaitu ketika bangsa Israel bersiap untuk merebut tanah Kanaan. Di tengah-tengah persiapan perang, datanglah sebuah ayat yang sarat makna tentang kepercayaan, janji, dan konsekuensinya. Ayat ini mencatat percakapan antara para pengintai Israel dan Raab, seorang pelacur di Yerikho, yang telah menyembunyikan mereka dari kejaran raja kota itu.

Raab telah menunjukkan keberanian dan iman yang luar biasa. Ia tidak hanya menyembunyikan para pengintai, tetapi juga melakukannya karena ia telah mendengar tentang perbuatan Allah Israel yang dahsyat dan iman pada kuasa-Nya. Keyakinannya membuat ia mengambil risiko besar, bertentangan dengan perintah raja dan norma masyarakatnya. Tindakan Raab ini adalah sebuah lompatan iman yang fundamental, menempatkan hidupnya dan keluarganya dalam perlindungan kekuatan yang ia percayai, bahkan sebelum ia melihat hasilnya.

Balasan dari para pengintai dalam Yosua 2:20 bukanlah sekadar tanggapan biasa. Ini adalah sebuah ikrar, sebuah sumpah yang mengikat mereka secara pribadi dan sebagai wakil umat Allah. Mereka berjanji untuk menyelamatkan Raab dan seluruh keluarganya ketika Yerikho jatuh. Janji ini bukan hanya sebuah formalitas, melainkan sebuah komitmen moral dan ilahi. Kata-kata "tidak bertanggung jawab atas sumpah ini, kecuali jika engkau memberitahukan perbuatan kami ini" menegaskan bahwa kelangsungan hidup Raab dan keluarganya bergantung pada kesetiaan Raab pada kesepakatan tersebut. Sebaliknya, jika Raab memenuhi bagiannya, para pengintai akan "memperlakukan engkau dengan kasih dan kesetiaan."

Inti dari Yosua 2:20 terletak pada hubungan timbal balik antara kepercayaan dan kesetiaan. Raab memberikan kepercayaannya yang tanpa syarat kepada Allah Israel melalui para pengintai-Nya. Sebagai imbalannya, para pengintai, atas nama Allah, berjanji untuk memberikan kasih dan kesetiaan yang terwujud dalam keselamatan. Ini adalah prinsip fundamental yang sering kali berulang dalam berbagai narasi Alkitab: ketika seseorang menunjukkan iman yang tulus, Allah akan merespons dengan anugerah dan perlindungan.

Kisah Raab, yang diabadikan dalam Yosua 2:20, adalah bukti nyata bahwa kesetiaan kepada Allah dapat melintasi batas-batas kebangsaan dan status sosial. Raab, seorang wanita asing dan dari kalangan terpandang rendah, menjadi bagian dari garis keturunan Yesus Kristus. Ini menunjukkan bahwa rencana keselamatan Allah jauh lebih luas dan inklusif dari yang kita bayangkan. Yosua 2:20 mengajarkan kita bahwa tindakan iman sekecil apa pun, jika didasari ketulusan, dapat membuka pintu bagi pemeliharaan dan keselamatan ilahi yang luar biasa.

Lebih dari sekadar sebuah kisah masa lalu, Yosua 2:20 tetap relevan hingga kini. Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan sejauh mana kita bersedia mempercayai Allah, terutama ketika dihadapkan pada ketidakpastian atau risiko. Apakah kita siap untuk mengambil langkah iman yang sama seperti Raab, dengan keyakinan bahwa Allah akan menghormati kesetiaan kita dan menggerakkan kasih serta kesetiaan-Nya bagi kita? Kisah ini adalah pengingat yang kuat tentang berkat yang mengalir dari hubungan yang didasari kepercayaan penuh kepada Pencipta kita.